Jakarta, Antara Jateng - Perseroan Terbatas Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) selaku produsen antisadap pertama di Indonesia berharap agar pemerintah bisa mendorong dan menelurkan kebijakan yang mendukung produsen teknologi keamanan dan pertahanan karya anak bangsa supaya dapat lebih berkembang.
"Kami melihat peluang di sektor industri pertahanan siber masih sangat besar," kata Presiden Direktur PT ICK Agung S. Bakti ketika ditemui seusai Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla membuka Indo Defence 2016 di Jakarta International Expo, Rabu.
Peluang pasar ke depan masih, menurut Agung, sangat terbuka, salah satunya karena kesadaran masyarakat terhadap keamanan komunikasi masih kurang.
Oleh karena itu, pihaknya selain memproduksi teknologi antisadap juga melakukan edukasi akan pentingnya keamanan siber.
Mengutip pernyataan Edward Snowden di ajang CeBIT Jerman 2015, Agung mengungkapkan bahwa negara makin terancam bila tidak memiliki pertahanan siber yang kuat.
"Kegiatan spionase dan kejahatan ekonomi makin banyak dilakukan di wilayah siber ini," ujarnya.
Melalui program e-Government yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo, menurut dia, sudah seharusnya pemerintah bisa lebih meningkatkan kesadaran keamanan siber.
"Hal itu mengingat implementasi e-Government membuat negara makin memiliki ketergantungan pada dunia siber, secara otomatis negara membutuhkan pengamanan siber yang kuat," katanya.
Agung berharap Indonesia bisa menjadi salah satu pemain penting di dunia pengamanan siber, apalagi sumber daya manusia (SDM) lokal yang andal relatif sangat banyak. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus pemerintah agar pihak asing tidak memanfaatkan mereka.