Magelang, Antara Jateng - Perubahan teknologi baru atau dikenal sebagai "Industry 4.0" mendorong potensi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas, kuantitas, dan kualitas, sehingga posisi Indonesia di pasar internasional semakin kuat, kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang Yun Arifatul Fatimah.
"'Revolusi Industry 4.0' diharapkan mampu mendorong potensi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas, kuantitas, dan kualitas sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional," katanya di Magelang, Rabu.
Yun Arifatul Fatimah yang juga lulusan program S3 Curtin University Australia pada 2015 itu, mengatakan hal tersebut pada orasi ilmiah bertema "Mewujudkan Industri yang Produktif, Cerdas, dan Berkelanjutan melalui Inovasi Teknologi".
Orasi itu dalam rangka Rapat Senat Terbuka Milad Ke-52 Universitas Muhammadiyah Magelang dipimpin Rektor Eko Muh Widodo dan dihadiri antara lain Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dan pimpinan Majelis Pendidikan Tinggi Pengurus Pusat Muhammadiyah Suyanto.
Ia menjelaskan saat ini gelombang perubahan teknologi baru dibangun dengan menggunakan konsep "cyber-physical system".
Konsep itu, ujarnya, merefleksikan dunia nyata dengan dunia virtual yang menjadi inti dari proses manufaktur.
"'Internet of Things (IoT)' merupakan salah satu teknologi utama di balik pengembangan 'Industry 4.0' karena IoT adalah struktur komprehensif benda-benda fisik yang terhubung ke internet serta mampu mengindentifikasi diri mereka sendiri dan berkomunikasi satu sama lain," ujarnya.
Progres
Dalam laporannya, Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo mengemukakan berbagai progres perguruan tinggi tersebut selama satu tahun terakhir.
Di bidang kelembagaan, katanya, pada 2016 UMM membuka Program S2 Manajemen Pendidikan Islam dan akan disusul Program S2 Psikologi Pendidikan, S1 Psikologi, S1 Ilmu Komunikasi, S1 Bahasa Inggris, dan Profesi Konselor.
Ia mengatakan di bidang sumber daya manusia hingga saat ini UMM memiliki 152 dosen dan 126 tenaga kependidikan.
Jumlah doktor yang dimiliki UMM hingga saat ini 10 orang, katanya, akan bertambah karena puluhan lainnya sedang menyelesaikan studi S3 di beberapa perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.
Pada 2016, pihaknya menyalurkan skim beasiswa dengan jumlah total lebih dari Rp1,5 miliar, antara lain berasal dari internal UMM Rp831 juta, Kementerian Agama Rp486 juta, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Rp253 juta.
Selain itu, pihaknya mendapatkan hibah dari Kemenristek dan Dikti senilai satu miliar rupiah dan internal UMM Rp150 juta.