Jakarta, Antara Jateng - Produk teknologi informasi (TI) buatan Indonesia mampu mengatasi aksi kejahatan yang memanfaatkan sinyal frekuensi, seperti bom, penyadapan, maupun pencurian data frekuensi, kata pakar keamanan siber dan komunikasi Pratama Persadha.
Ketika dikonfirmasi Antara di Jakarta, Rabu, Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) itu menegaskan bahwa produk buatan anak bangsa ini tidak kalah dengan produk serupa yang berasal dari negara lain.
Oleh karena itu, instansi pemerintah tidak perlu ragu terhadap produk teknologi informasi (TI) buatan dalam negeri. Apalagi, dari sisi keamanan, penggunaan TI produk buatan negara lain rawan kebocoran informasi.
Ditemui secara terpisah, Direktur Utama PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK) Agung Setia Bakti mengatakan bahwa pihaknya telah memproduksi alat pengacak (jammer) untuk sinyal GSM, CDMA, 2G/3G/4G dan Wi-Fi.
Agung yang didampingi Dahniar Wisnu Paramita (Teknologi Director) dan Imaduddin Amrullah (Research and Development Product Supervisor) menjelaskan bahwa alat bernama "Signal Guard"dapat bekerja hingga jarak jamming 150 meter.
Imaduddin Amrullah menambahkan bahwa Signal Guard akan mengacak sinyal frekuensi telepon seluler sehingga alat komunikasi tersebut praktis tidak berfungsi dalam radius tersebut.
"Alat ini biasa digunakan untuk mengamankan area VIP/proyek rapat dari serangan sinyal gelombang tertentu," kata Agung lagi ketika ditemui Antara di Kota Tangerang Selatan, Banten.