"Mereka bagian dari masyarakat yang punya kekhususan. Kita harus hormati mereka sebagai bagian dari masyarakat, jangan diskriminasi mereka," kata Romo Magnis saat dihubungi ANTARA News, Rabu.
Menurut Romo Magnis, tidak ada penularan dalam orientasi seksual yang merupakan urusan privat setiap individu.
Direktur Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu mengatakan bahwa orientasi seksual adalah sesuatu yang ditemukan manusia saat menjadi dewasa.
"Kebanyakan orang secara otomatis memiliki ketertarikan pada lawan jenis tetapi ada juga orang yang mungkin lima persen atau lebih secara alami tertarik pada sejenis," katanya.
"Itu tentu berbeda dari yang lain tetapi harus diterima sebagai fakta. Kita tidak bisa mengubah hal alamiah dari seseorang. Kita tidak berhak mendiskriminasikan orang karena perbedaaan alamiah," tambah dia.
Dia juga mengatakan bahwa identitas seksual tidak terus dibawa-bawa dalam kehidupan profesional atau saat berkomunikasi dengan seseorang.
"Kita tidak mungkin terus menerus membawa identitas seksual kita atau kalau ketemu orang bertanya orientasi seksnya gimana," kata dia.
Ia juga mengecam pembubaran diskusi bertemakan LGBT yang dilakukan di sejumlah tempat termasuk universitas.
"Saya sangat tidak setuju kalau pertemuan mereka dibubarkan, di bawah paksaan kelompok ekstremis dan teroris sangat memalukan. Universitas itu tempat yang cocok untuk membicarakan hal-hal kontroversial. Jangan dilarang, itu kekanak-kanakan," tuturnya.
Meskipun demikian, Romo Magnis menolak tegas pelegalan perkawinan sejenis karena menurut dia orientasi seksual merupakan urusan privasi dan bukan urusan negara.
"Perkawinan antar sejenis tidak masuk akal. Perkawinan merupakan persatuan yang menghasilkan keturunan karena itu masyarakat berkepentingan untuk melindungi, melindungi keluarga, mengadakan upacara pernikahan resmi," katanya.
"Kepentingan itu tidak ada dalam hal persatuan antara dua laki-laki atau dua perempuan. Perkawinan homo seks itu tidak masuk akal sama sekali. Tetapi apa yang dilakukan dua orang atas kemauan sendiri dalam privasi bukan urusan negara dan orang lain," demikian Romo Magnis.