"Jika selama ini ada yang mengatakan jantung bayi bocor itu tidak benar. Semua bayi prematur pasti jantungnya belum sempurna sehingga butuh penyempurnaan," kata Tim Divisi Neonatologi RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto SpA(K), saat menggelar jumpa pers, di RSUD Soetomo, Surabaya, Selasa.
Menurut dia, bayi hasil inseminasi dan terlahir secara prematur ini juga berpotensi gagal multi organ. Maka dari itu, lanjut dia, akan dilakukan pemeriksaan intensif untuk mengetahui apakah ada kebutaan atau kelainan organ yang lain.
Ia mengatakan masa kritis bayi ini adalah tujuh hari pertama sampai 28 hari. Untuk itu, lanjut dia, perlu penanganan ekstra yang dilakukan tim neonatalogi, di antaranya dengan memasang alat bantu pernafasan untuk lima bayi dan mempersiapkan susu formula khusus untuk antisipasi air susu ibu tidak mencukupi.
"Bayi saat ini masih rawan infeksi dan gangguan metabolism, jadi mohon doanya," katanya.
Kepala Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri-Ginekologi RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Relly Yanuari Primariawan SpOG, mengatakan bayi hasil inseminasi tersebut lahir secara prematur, sehingga mengalami Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada jantung yang belum menutup saat dilahirkan.
Relly mengatakan ini merupakan suatu kelainan jantung duktus arteriosus, yaitu sebentuk saluran yang menghubungkan jantung ke paru dan membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh, tidak menutup setelah bayi dilahirkan.
"Ini adalah PDA yang belum nutup saat bayi dilahirkan. Sebenarnya lubang ini penting bagi bayi saat dia dalam rahim. Seiring perjalanan lubang ini akan nutup," ujar dia.
Menurut dia, risiko pada bayi lahir prematur memang umum terjadi lubang jantung yang belum menutup. Sebab, kondisi bayi belum siap untuk proses menutupnya jantung tersebut. "Karena ini belum sembilan bulan sudah harus dilahirkan," katanya.
Ayah dari bayi kembar lima, Hari Saputra (32), mengharap doa dari seluruh rakyat Indonesia untuk kesehatan lima anaknya. "Saya berharap semoga bayi saya ini bisa menjalankan perawatan intensif. Mereka dapat tunbuh besar dan normal," katanya.
Sedangkan ibu dari lima bayi kembar Nia Rachmawati meluruskan adanya pemberitaan bahwa ia menangis beberapa hari lalu bukan karena sedih melihat bayinya yang dikabarkan jantungnya bermasalah.
"Saya nangis bukan nangis sedih, tapi nangis haru. Seneng bisa melihat bayi saya," ujarnya.