Purwokerto (ANTARA) - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pendukung Desa Smart Village Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto melakukan pelatihan penguatan sumber daya manusia (SDM) pariwisata di Desa Panembangan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Tim PKM yang diketuai Dr. Siti Kunarti S.H., M.Hum. serta beranggotakan Prof. Dr. Sri Lestari, S.E., M.Si., Christina Tri Setyorini, S.E., M.Si.Ak., C.A., Ph.D., dan Ipung Permadi, S.Si., M.Cs. itu melaksanakan pelatihan pada Sabtu-Minggu (25-26/11).

Hari pertama kegiatan, Sabtu (25/11), berupa pelatihan pengelolaan homestay, baik teori maupun praktik, dengan narasumber  General Manager Green Valley Resort Baturraden Central Java Rini Endah Pribadi, S.M.Par. dan Executive Housekeeper Hotel Java Heritage Purwokerto Slamet Sulistiyono.

Dalam kesempatan itu, Rini Endah Pribadi memberikan materi tentang teori pengelolaan homestay, sedangkan Slamet Sulistiyono memberikan pelatihan tentang praktik penataan homestay. Pelatihan tersebut diikuti oleh 10 orang warga Desa Panembangan yang sudah melaksanakan dan berencana untuk mejalankan usaha homestay.

Baca juga: Kemendikbudristek kirim 910 ribu mahasiswa Program Kampus Merdeka

Selanjutnya pada hari kedua, Minggu (26/11), diisi dengan pelatihan tentang Sapta Pesona, Pemberdayaan Masyarakat, dan Technical Guiding dengan narasumber Kepala Biro Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jawa Tengah Tri Agustiningsih, Amd.Par. 

Pelatihan tersebut diikuti oleh 40 orang yang terdiri atas 20 orang perwakilan dari 10 kelompok kerja pariwisata di Desa Panembangan serta 20 orang dari unsur Karang Taruna, Kelompok Sadar Wisata, dan Perangkat Desa Panembangan. 

Salah seorang pemilik homestay yang berkesempatan mengikuti pelatihan, Evi Nur Chayati mengatakan pelatihan yang diikutinya selama dua hari tersebut sangat menarik dan bermanfaat karena disampaikan oleh para narasumber yang sangat kompeten.

Anggota Tim PKM, Prof. Sri Lestari mengatakan Desa Panembangan memiliki potensi yang besar untuk menjadi desa wisata. 

"Tahun 2022, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM-KP) menciptakan program Smart Fisheries Village (SFV) yang merupakan konsep pembangunan desa perikanan yang berbasis penerapan teknologi informasi komunikasi dan manajemen tepat guna berkelanjutan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Desa Panembangan menjadi satu-satunya desa yang dijadikan pilot project program SFV berbasis desa," katanya.

Menurut dia, konsep SFV juga digunakan sebagai sarana pengembangan SDM baik dari aspek pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan serta sebagai sarana inkubasi bisnis untuk mencetak startup di bidang perikanan.

Dengan melihat banyak potensi pariwisata di desa tersebut, kata dia, pemerintah dan masyarakat Desa Panembangan berkeinginan menjadikan wilayah itu sebagai desa wisata. 

"Objek wisata minapadi, wisata river-tubing, dan wisata budaya telah tersedia di desa ini. Desa ini memiliki 16 kelompok usaha yang siap mendukung pengembangan desa wisata," katanya.

Baca juga: Akademisi Unsoed : Dokter perlu bijak gunakan antibiotik

Ia mengatakan sektor pertanian dan perikanan menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Desa Panembangan karena luas lahan sawah yang ada mencapai 132 hektare serta luas lahan untuk perikanan 30 hektare terdiri atas mina padi 25 hektare dan kolam budi daya 5 hektare. 

Selain media sawah, kata dia, pembudi daya ikan di Desa Panembangan juga menggunakan empang dengan jumlah 514 unit.

Kelompok pembudi daya ikan (pokdakan) merupakan salah satu kelompok unggulan di Desa Panembangan yang menghasilkan komoditas unggulan, yaitu ikan konsumsi dan ikan hias.

Sebanyak 5 pokdakan terdapat di Desa Panembangan, yaitu Mina Mandiri, Ulam Sari, Talang Mas, Randualas, dan Langgas. Beberapa ikan yang dibudi daya kelima pokdakan tersebut memiliki komoditas yang sama, antara lain lele, nila, mujair, bawal, gurame, dan koi. 

Di samping itu, juga ada 5 pokdakan yang mempunyai jenis usaha mina padi, yaitu Kridosono, Mina Prayadita, Mina Irbi, Sukan Makmur, dan Mina Sayudan.

Selain pokdakan, Desa Panembangan juga memiliki 3 kelompok pengolah dan pemasar ikan (poklahsar), yakni Ummi Mandiri, Berkah Momji, dan Bunda Madani yang bertugas untuk mengolah serta memasarkan hasil budi daya ikan dalam bentuk olahan, antara lain abon lele, sambal nila, keripik baby fish, kerupuk kulit lele, serundeng nila, pepes nila, rempeyek nila, abon nila, serundeng nila, keripik nila goreng, dan risoles.

Di samping 5 pokdakan dan 3 poklahsar, di Desa Panembangan juga terdapat kelompok ikan hias, koperasi ikan, kelompok pasar ikan, badan usaha milik desa (BUMDes), Kelompok Budidaya Maggot BSF, kelompok pengadaan pakan alternatif, dan kelompok usaha wisata tubin. 

Kepala Panembangan Untung Sanyoto, S.Pd. sangat mengharapkan bantuan berbagai pihak terutama civitas academica Unsoed untuk menjadikan Desa Panembangan menjadi desa yang mandiri, maju, dan sejahtera. 

"Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada LPPM Unsoed yang telah memfasilitasi kegiatan pembinaan tahun ini melalui Tim PKM Pendukung Desa Smart Village Desa Panembangan," katanya. 

Baca juga: Mahasiswa Unsoed miliki segudang prestasi dalam olahraga tenis
Baca juga: Andy F Noya ajak peserta PMM3 Unsoed raih kesuksesan
Baca juga: Mahasiswi FEB Unsoed raih juara karate tingkat internasional

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024