Purwokerto (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan Kemendikbudristek saat sekarang sedang mempersiapkan lulusan dengan kemampuan dan pengetahuan multidisplin-multisektoral melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
"Dalam jangka waktu 4 tahun ini, kami sudah mengirim lebih dari 910.000 mahasiswa keluar dari kampus untuk belajar di berbagai macam perusahaan, di berbagai macam pertukaran mahasiswa dalam negeri maupun luar negeri, projek-projek sosial, mengajar di sekolah-sekolah di daerah terluar/tertinggal, dan berbagai macam aktivitas lain," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat siang.
Mendikbudristek mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam pengukuhan Prof. Dr. Agus Joko Pramono sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed.
Dalam hal ini, Prof. Agus Joko Pramono merupakan mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI periode 2013-2018 dan 2018-2023.
Menurut Nadiem, upaya Kemendikbudristek RI untuk menyiapkan lulusan dengan kemampuan dan pengetahuan multidisiplin dan multisektoral itu sejalan dengan pemikiran Prof. Agus Joko Pramono (AJP) tentang kebutuhan multidisiplin.
"Saya ingat, saya pernah membaca buku Satu Dasawarsa Pengabdian Agus Joko Pramono yang diterbitkan BPK pada tahun lalu. Ini kekaguman saya kepada Pak AJP semakin bertambah, terus terang," katanya.
Dari buku itu, dia mengetahui jika AJP sejak dulu sudah bercita-cita untuk menjadi anggota BPK sampai akhirnya cita-cita tersebut terwujud pada tahun 2013.
Dan yang tak kalah luar biasa, kata dia, AJP sudah mempunyai tujuan dan visi yang jelas ketika pertama kali dilantik sebagai anggota BPK.
"Pak AJP ingin mengumpulkan SDM yang andal dengan latar belakang ilmu multidisplin, itu kuncinya, multidisiplin, untuk menjadi bagian dari BPK. Karena menurut hemat Pak AJP, jika BPK didominasi oleh akuntan, lembaga tersebut tidak akan maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengawas keuangan negara," kata Mendikbudristek.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga mengimplementasikan konsep multidisiplin tersebut di Kemendikbudristek RI.
Menurut dia, saat sekarang hasilnya sudah terlihat karena BPK konsisten mengawasi dan menjaga akuntabilitas kementerian serta lembaga di Indonesia.
"Kami di Kemendikbudristek sangat terbantu berkat arahan dan masukan dari BPK untuk terus meningkatkan kualitas manajemen keuangan kami, khususnya dalam implementasi, terobosan-terobosan Merdeka Belajar," katanya.
Lebih lanjut mengenai lulusan dengan kemampuan dan pengetahuan multidisiplin dan multisektoral, Mendikbudristek mengatakan pihaknya benar-benar menginginkan generasi baru muda Indonesia merupakan generasi yang tangguh, percaya diri, dan sudah melewati berbagai macam tantangan-tantangan di dunia nyata
"Harapannya, ke depan kita melahirkan lebih banyak pemimpin dengan semangat dan dedikasi yang tinggi selayaknya Pak AJP di sini," kata Nadiem.
"Dalam jangka waktu 4 tahun ini, kami sudah mengirim lebih dari 910.000 mahasiswa keluar dari kampus untuk belajar di berbagai macam perusahaan, di berbagai macam pertukaran mahasiswa dalam negeri maupun luar negeri, projek-projek sosial, mengajar di sekolah-sekolah di daerah terluar/tertinggal, dan berbagai macam aktivitas lain," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat siang.
Mendikbudristek mengatakan hal itu saat memberi sambutan dalam pengukuhan Prof. Dr. Agus Joko Pramono sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto di Auditorium Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman, Unsoed.
Dalam hal ini, Prof. Agus Joko Pramono merupakan mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI periode 2013-2018 dan 2018-2023.
Menurut Nadiem, upaya Kemendikbudristek RI untuk menyiapkan lulusan dengan kemampuan dan pengetahuan multidisiplin dan multisektoral itu sejalan dengan pemikiran Prof. Agus Joko Pramono (AJP) tentang kebutuhan multidisiplin.
"Saya ingat, saya pernah membaca buku Satu Dasawarsa Pengabdian Agus Joko Pramono yang diterbitkan BPK pada tahun lalu. Ini kekaguman saya kepada Pak AJP semakin bertambah, terus terang," katanya.
Dari buku itu, dia mengetahui jika AJP sejak dulu sudah bercita-cita untuk menjadi anggota BPK sampai akhirnya cita-cita tersebut terwujud pada tahun 2013.
Dan yang tak kalah luar biasa, kata dia, AJP sudah mempunyai tujuan dan visi yang jelas ketika pertama kali dilantik sebagai anggota BPK.
"Pak AJP ingin mengumpulkan SDM yang andal dengan latar belakang ilmu multidisplin, itu kuncinya, multidisiplin, untuk menjadi bagian dari BPK. Karena menurut hemat Pak AJP, jika BPK didominasi oleh akuntan, lembaga tersebut tidak akan maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai lembaga pengawas keuangan negara," kata Mendikbudristek.
Bahkan, kata dia, pihaknya juga mengimplementasikan konsep multidisiplin tersebut di Kemendikbudristek RI.
Menurut dia, saat sekarang hasilnya sudah terlihat karena BPK konsisten mengawasi dan menjaga akuntabilitas kementerian serta lembaga di Indonesia.
"Kami di Kemendikbudristek sangat terbantu berkat arahan dan masukan dari BPK untuk terus meningkatkan kualitas manajemen keuangan kami, khususnya dalam implementasi, terobosan-terobosan Merdeka Belajar," katanya.
Lebih lanjut mengenai lulusan dengan kemampuan dan pengetahuan multidisiplin dan multisektoral, Mendikbudristek mengatakan pihaknya benar-benar menginginkan generasi baru muda Indonesia merupakan generasi yang tangguh, percaya diri, dan sudah melewati berbagai macam tantangan-tantangan di dunia nyata
"Harapannya, ke depan kita melahirkan lebih banyak pemimpin dengan semangat dan dedikasi yang tinggi selayaknya Pak AJP di sini," kata Nadiem.