Semarang (ANTARA) - Menyaksikan aktivitas keseharian selama hampir sebulan terakhir di Kota Semarang dan Solo, dua kota terbesar di Jawa Tengah, tampaknya tidak berlebihan bila dikatakan tanda-tanda pemulihan makin nyata.

Jalan-jalan di dua kota tersebut menunjukkan aktivitas paling sibuk sejak pandemi melanda awal 2020. Hotel-hotel di Solo dan Semarang belakangan ini jauh lebih "berisi" dibanding sebelumnya.

Dua pekan lalu ANTARA mencoba mengecek ketersediaan beberapa hotel berbintang di Tawangmangu dan Solo melalui layanan aplikasi. Ternyata banyak yang sudah tidak menyisakan kamar.

Sejumlah hotel di Semarang juga mulai ramai diisi acara konvensi (MICE) termasuk hajatan pernikahan meski dengan jumlah undangan terbatas.

Kawasan wisata terbuka dari berbagai daerah juga dilaporkan mulai didatangi wisatawan domestik. Lalu lalang bus-bus besar, baik bus umum maupun pariwisata, menunjukkan perekonomian menggeliat lebih kencang.

Memang belum sepenuhnya bisa kembali seperti pada 2019. Namun melihat kesibukan industri, pusat perdagangan, kafe, mal, hingga kedai kelas kaki lima maka kurun 1,5 bulan terakhir ini merupakan geliat yang bakal memutar roda perekonomian lebih kencang lagi.

Geliat yang memancarkan optimisme masyarakat melihat prospek ekonomi tersebut sejalan dengan keberhasilan pengendalian kasus COVID-19 dan usaha tiada henti vaksinasi.

Sejumlah kalangan menyebut bahwa vaksinasi yang sudah dijalankan selama ini menjadi pengubah permainan yang nyata (the real game changer) dalam penanggulangan COVID-19.

Kementerian Kesehatan melalui laman covid19.go.id menyebutkan per 10 Oktober 2021 kasus aktif menyusut tinggal 24.430. Indikator kasus COVID-19 di Kota Semarang juga makin terkendali.

Jumlah kasus per 10 Oktober 2021 di Ibu Kota Jawa Tengah ini tinggal menyisakan 28 kasus aktif terdiri 12 warga Kota Semarang dan sisanya yang 16 merupakan warga luar kota yang dirawat di Kota Lunpia ini.

Bila melihat sebarannya, dari 16 kecamatan tinggal tujuh kecamatan yang masih menyisakan kasus aktif. Itu pun masing-masing hanya 1-2 kasus.

Menyimak data pada skala nasional dan lokal, terlihat jelas bahwa kasus aktif makin terkendali. Ini menjadi modal penting bagi warga dan pemerintah mengambil kebijakan untuk mendorong lebih kencang lagi pertumbuhan. Setidaknya untuk menambal pertumbuhan minus sebelumnya.

Meskipun jumlah kasus aktif melandai, yang menandakan keberhasilan pengendalian, patut diapresiasi kebijakan pemerintah yang tetap menerapkan PPKM, bahkan beberapa kabupaten status levelnya dinaikkan karena capaian vaksinasinya masih relatif rendah.

Peringatan pemerintah dan petugas medis bahwa pandemi COVID-19 saat ini belum berakhir, sudah selayaknya dibarengi dengan kesungguhan setiap warga untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan tanpa kompromi.

Jangan sampai hasil penanganan COVID-19 yang sudah dicapai saat ini menjadi sia-sia akibat kecerobohan dan kelalaian kita. Oleh karena itu, aspek penegakan aturan merupakan sebuah keniscayaan agar kita tidak kembali ke "tahun gelap" pada 2020. 

 

Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024