Batang (ANTARA) - Budi daya tanaman bawang putih asal Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang mampu menembus pasar Taiwan,' kata Bupati Batang Wihaji.
"Ekspor bawang putih yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Bawang, bukan untuk konsumsi sayuran melainkan untuk herbal," katanya di Batang, Senin.
Menurut dia, saat ini produk bawang putih asal Kecamatan Bawang memiliki kandungan dan khasiat untuk herbal yang dibutuhkan oleh Taiwan.
"Oleh karena itu, di saat pemerintah pusat mengimpor bawang putih, kita malah mengekspor komoditas jenis sayuran itu ke Taiwan," katanya.
Baca juga: Kementan targetkan Indonesia swasembada bawang putih pada 2024
Wihaji mengapresiasi pada petani bawang putih karena mampu membudidayakan bawang putih jenis lumbu hijau yang mampu menjadi produk komoditas unggulan.
"Komoditas ini akan terus kita ekspor sebagai keunggulan petani Kecamatan Bawang khususnya budi daya bawang putih, apalagi kebutuhan ekspor bawang putih ke Taiwan masih banyak," katanya.
Kendati demikian, saat ini petani bawang putih asal Kecamatan Bawang hanya masih mampu menyediakan 25 ton bawang per tahun dibanding permintaan negara Taiwan sebanyak 1.000 ton per tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Heru Yuwono mengatakan potensi pengembangan bawang putih seluas 1.000 hektare yang tersebar di Kecamatan Bawang, Blado, dan Reban.
"Program pengembangan bawang putih merupakan program Kementerian pertanian sejak tahun 2018, yang semula 150 hektare karena ada refocusing adanya COVID-19 menjadi seluas 50 hektare," katanya.
Menurut dia, produktivitas bawang putih asal Kabupaten Batang sudah sesuai target nasional yaitu 6 ton per hektare.
Baca juga: Stok menumpuk, ASN Temanggung beli bawang putih petani
"Produktivitas bawang putih saat ini mencapai 14 ton per hektare, untuk penanaman di atas 900 mdpl dan produktivitas 8 ton per hektare untuk penanaman 800 mdpl," katanya.
Sementara itu, Perwakilan Gapoktan Bawang Putih Desa Surjo, Kecamatan Bawang Ali mengatakan keunggulan bawang putih varietas lumbu hijau ini ada pada tingkat kepedasan dan kandungan minyaknya yang lebih banyak dibanding bawang putih biasa.
"Harga bawang putih yang kita ekspor hanya Rp23 ribu per kilogram. Namun, situasi pandemi COVID-19 harga tersebut sangat membantu sekali petani karena sebelumnya anjlok yaitu Rp5 ribu/ kilogram hingga Rp7 ribu/ kilogram," katanya.
"Ekspor bawang putih yang dilakukan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Bawang, bukan untuk konsumsi sayuran melainkan untuk herbal," katanya di Batang, Senin.
Menurut dia, saat ini produk bawang putih asal Kecamatan Bawang memiliki kandungan dan khasiat untuk herbal yang dibutuhkan oleh Taiwan.
"Oleh karena itu, di saat pemerintah pusat mengimpor bawang putih, kita malah mengekspor komoditas jenis sayuran itu ke Taiwan," katanya.
Baca juga: Kementan targetkan Indonesia swasembada bawang putih pada 2024
Wihaji mengapresiasi pada petani bawang putih karena mampu membudidayakan bawang putih jenis lumbu hijau yang mampu menjadi produk komoditas unggulan.
"Komoditas ini akan terus kita ekspor sebagai keunggulan petani Kecamatan Bawang khususnya budi daya bawang putih, apalagi kebutuhan ekspor bawang putih ke Taiwan masih banyak," katanya.
Kendati demikian, saat ini petani bawang putih asal Kecamatan Bawang hanya masih mampu menyediakan 25 ton bawang per tahun dibanding permintaan negara Taiwan sebanyak 1.000 ton per tahun.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Heru Yuwono mengatakan potensi pengembangan bawang putih seluas 1.000 hektare yang tersebar di Kecamatan Bawang, Blado, dan Reban.
"Program pengembangan bawang putih merupakan program Kementerian pertanian sejak tahun 2018, yang semula 150 hektare karena ada refocusing adanya COVID-19 menjadi seluas 50 hektare," katanya.
Menurut dia, produktivitas bawang putih asal Kabupaten Batang sudah sesuai target nasional yaitu 6 ton per hektare.
Baca juga: Stok menumpuk, ASN Temanggung beli bawang putih petani
"Produktivitas bawang putih saat ini mencapai 14 ton per hektare, untuk penanaman di atas 900 mdpl dan produktivitas 8 ton per hektare untuk penanaman 800 mdpl," katanya.
Sementara itu, Perwakilan Gapoktan Bawang Putih Desa Surjo, Kecamatan Bawang Ali mengatakan keunggulan bawang putih varietas lumbu hijau ini ada pada tingkat kepedasan dan kandungan minyaknya yang lebih banyak dibanding bawang putih biasa.
"Harga bawang putih yang kita ekspor hanya Rp23 ribu per kilogram. Namun, situasi pandemi COVID-19 harga tersebut sangat membantu sekali petani karena sebelumnya anjlok yaitu Rp5 ribu/ kilogram hingga Rp7 ribu/ kilogram," katanya.