Solo (Antaranews Jateng) - PT Pertamina (Persero) mendukung pengembangan energi baru terbarukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berupa baterai jenis Lithium Ion Battery (LIB).
"Dalam hal ini Pertamina mendukung pengembangan energi baru terbarukan. Hal tersebut sejalan dengan `Roadmap Pertamina 2030` yaitu kebijakan global menurunkan kadar emisi melalui penggunaan energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso dalam "soft launching" LIB di Solo, Jumat.
Menurut dia, baterai adalah isu penting pengembangan kendaraan listrik. Ia mengatakan teknologi pembuatan baterai menjadi bisnis yang strategis.
"Nantinya baterai ini bisa sebagai penggerak motor listrik yang hemat energi. Bahkan mampu menggerakkan kendaraan bermotor listrik roda dua hingga menempuh 80-100 kilometer hanya dengan biaya Rp5.000," katanya.
Ia mengatakan Indonesia harus mulai mampu membuat baterai sendiri karena tanpa teknologi pembuatan baterai maka Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produsen negara lain.
Pada kesempatan yang sama, Senior Vice President Research and Technology Center Herutama Trikoranto mengatakan "battery cells" produk kerja sama Pertamina UNS akan dijadikan "battery pack" untuk kendaraan bermotor listrik roda dua.
Menurut dia, baterai ini adalah pengembangan "battery pack" yang sebelumnya bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.?
Satu unit "battery pack", dikatakannya, memiliki kapasitas 3 kWh untuk motor listrik dengan kekuatan 5 kW atau lebih kurang setara dengan mesin motor dengan pembakaran internal berkapasitas 125-150 cc.
"Kekuatan baterai mampu menjangkau jarak jauh. Untuk produksi selanjutnya baterai lithion ini akan dikirim ke ITS di Surabaya," katanya.
Ia mengatakan untuk tahap awal, pengiriman LIB yang bisa dilakukan oleh UNS per minggunya yaitu sekitar 5.000 baterai. Sedangkan kapasitas produksi pada tahun ini diperkirakan sekitar 1.000 baterai/hari.
"Untuk ke depan kami akan melihat progresnya seperti apa," katanya.
Ia mengatakan baterai tersebut menjadi energi yang ramah lingkungan dan menjadi pengganti energi fosil untuk kendaraan bermotor.?
"Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah untuk penggunaan listrik sebagai pengganti kendaraan bermotor ICE pada tahun 2040. Baterai ini telah menjadi salah satu dukungan Pertamina untuk energi masa depan karena tren penggunaan energi fosil akan bergeser ke energi baru terbarukan," katanya.
"Dalam hal ini Pertamina mendukung pengembangan energi baru terbarukan. Hal tersebut sejalan dengan `Roadmap Pertamina 2030` yaitu kebijakan global menurunkan kadar emisi melalui penggunaan energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso dalam "soft launching" LIB di Solo, Jumat.
Menurut dia, baterai adalah isu penting pengembangan kendaraan listrik. Ia mengatakan teknologi pembuatan baterai menjadi bisnis yang strategis.
"Nantinya baterai ini bisa sebagai penggerak motor listrik yang hemat energi. Bahkan mampu menggerakkan kendaraan bermotor listrik roda dua hingga menempuh 80-100 kilometer hanya dengan biaya Rp5.000," katanya.
Ia mengatakan Indonesia harus mulai mampu membuat baterai sendiri karena tanpa teknologi pembuatan baterai maka Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produsen negara lain.
Pada kesempatan yang sama, Senior Vice President Research and Technology Center Herutama Trikoranto mengatakan "battery cells" produk kerja sama Pertamina UNS akan dijadikan "battery pack" untuk kendaraan bermotor listrik roda dua.
Menurut dia, baterai ini adalah pengembangan "battery pack" yang sebelumnya bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.?
Satu unit "battery pack", dikatakannya, memiliki kapasitas 3 kWh untuk motor listrik dengan kekuatan 5 kW atau lebih kurang setara dengan mesin motor dengan pembakaran internal berkapasitas 125-150 cc.
"Kekuatan baterai mampu menjangkau jarak jauh. Untuk produksi selanjutnya baterai lithion ini akan dikirim ke ITS di Surabaya," katanya.
Ia mengatakan untuk tahap awal, pengiriman LIB yang bisa dilakukan oleh UNS per minggunya yaitu sekitar 5.000 baterai. Sedangkan kapasitas produksi pada tahun ini diperkirakan sekitar 1.000 baterai/hari.
"Untuk ke depan kami akan melihat progresnya seperti apa," katanya.
Ia mengatakan baterai tersebut menjadi energi yang ramah lingkungan dan menjadi pengganti energi fosil untuk kendaraan bermotor.?
"Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah untuk penggunaan listrik sebagai pengganti kendaraan bermotor ICE pada tahun 2040. Baterai ini telah menjadi salah satu dukungan Pertamina untuk energi masa depan karena tren penggunaan energi fosil akan bergeser ke energi baru terbarukan," katanya.