"Selama konsolidasi Merpati (terpaksa) tidak terbang. Karena kondisinya jika (dipaksa) terbang maka semakin rugi," kata Dahlan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Dahlan, pesawat Merpati terutama jenis jet jika dipaksakan beroperasi akan semakin merugikan perusahaan.
Ia menjelaskan, konsolidasi yang memaksa Merpati menutup sementara rute penerbangan tersebut merupakan konsuekuensi dari restrukturisasi yang dijalankan manajemen perusahaan.
"Itu sifatnya sementara. Tapi diharapkan paling lambat akhir Maret 2014 konsolidasi sudah selesai. Merpati bisa terbang lagi," tegas Dahlan.
Diketahui, kondisi Merpati semakin mengenaskan akibat defisit kas perusahaan, penghentian operasi sejumlah rute penerbangan, tunggakan asuransi, hingga tunggakan biaya gaji karyawan.
Restrukturisasi perusahaan yang kini terbebani utang sekitar Rp6,7 triliun tersebut, sudah dijalankan sejak tahun 2005.
Perusahaan penerbangan "plat merah" tersebut sudah menghabiskan dana hingga sekitar Rp3,6 triliun untuk menyelamatkan Merpati.
Mulai dari menyuntik dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), pemberian dana subloan agreement (SLA) untuk pembelian pesawat, hingga mencari investor, namun hingga kini belum membuahkan hasil.