"Kita sudah memiliki identitas batik tapi tidak dipakai sehari-hari dalam ibadah. Untuk itu perlu ada mukenah khusus ibadah," kata Anggito pada acara penandatanganan hibah desain mukenah bagi jamaah haji Indonesia di ruang kerja Dirjen PHU. Tampak hadir Direktur Pelayanan Haji Sri Ilham Lubis dan Sekretaris Ditjen PHU Cepi Supriatna.
Dirjen PHU mengatakan, Indonesia setiap tahun memberangkatkan jamaah ke tanah suci dengan jumlah terbesar. Pada musim haji 1434H/2013M jumlah jemaah haji Indonesia yang akan berangkat sebanyak 168.800 dengan rincian 155.200 orang untuk haji reguler dan haji khusus 13.600 orang. Jumlah tersebut setelah dipangkas 20 persen sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Saudi.
Namun demikian tetap masih menjadi negara terbesar dalam jumlah jamaah haji. Di samping itu, setiap tahun juga tidak kurang dari 500 ribu orang Indonesia melakukan ibadah umrah, katanya.
"Jamaah kita sangat dominan, tapi tetap sederhana dan bersahaja. Juga dikenal sebagai jemaah yang taat pada peraturan," kata Anggito.
Mengenai seragam mukenah bagi jamaah, lanjut dia, ini bukan untuk menonjolkan diri. Tetapi sebatas identitas dari bangsa yang memiliki jamaah terbesar dan punya karakter yang unik.
Ia menambahkan, seragam mukenah tidak diperjual-belikan oleh Kementerian Agama.
"Properti (desain) ini milik Kemenag, tapi pengadaan oleh bank-bank penerima setoran haji dan untuk dihibahkan kepada jamaah," terangnya.