Laki-laki bernama Yusuf Kusuma yang juga Koordinator Komisi Komunikasi Sosial Kevikepan Kedu tersebut sambil menyalami mereka yang hendak mengikuti acara "Wawanhati Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. J. Pujasumarta dengan Para Imam, Biarawan-Biarawati" di Panti Bina Bakti kompleks gereja setempat, Kamis (14/3) siang itu, mengucapkan kalimat "Habemus Papam" yang artinya "Kita Sudah Memiliki Paus Baru".
Kalimat "Habemus Papam" (bahasa Latin) seakan turut bergelora hingga salah satu kota kecil di Jateng, Kota Magelang itu. Seruan serupa telah digemakan ribuan orang yang memadati Lapangan Basilika Santo Petrus di Vatikan, Roma pada hari Rabu (13/3) pukul 20.12 waktu Vatikan atau Kamis (14/3) pukul 02.18 WIB.
Tepuk tangan, seruan itu, sorak gembira, dan dentang berbagai lonceng di Basilika Santo Petrus di Vatikan dilaporkan mewarnai pengumuman hasil konklaf (sidang para kardinal untuk memilih Paus baru) yang ditandai dengan keluarnya asap putih dari cerobong di atas Kapel Sistina, tanda Paus baru telah terpilih.
Para kardinal berjumlah 115 orang yang berusia di bawah 80 berasal dari berbagai belahan dunia, telah berhasil memilih Paus baru menggantikan Paus Benediktus XVI (85) yang mengundurkan diri secara resmi pada tanggal 28 Februari 2013 setelah memangku jabatan Tahta Suci sejak 19 April 2005. Ia mengundurkan diri dari jabatan Paus karena menyadari secara baik bahwa dirinya telah makin berumur dan kondisi fisiknya kian melemah,
Setelah ritual pemungutan suara keempat secara rahasia oleh para kardinal itu sejak Selasa (12/3), mereka berhasil mendapatkan 77 suara (dua pertiga dari semua pemilih) dukungan untuk seorang kandidat pada Rabu (13/3) malam waktu setempat. Terpilihlah pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, Kardinal Jorge Mario Bergoglio (76), sebagai Paus ke-266 untuk Tahta Suci Roma dengan menggunakan nama baru Paus Fransiskus.
Hampir semua orang yang disalami Yusuf Kusuma sambil mengucap "Habemus Papam" itu secara spontan merespons dengan kesan gembira. Beberapa orang pun menjawab dengan kalimat serupa, sebagian lainnya secara singkat mengaku telah mendengar juga kabar terpilihnya Paus baru itu dari pemberitaan media massa.
Kepala Gereja Kevikepan Kedu Romo F.X. Krisno Handoyo juga menyampaikan ungkapan syukur umat atas terpilihnya Paus baru.
Berdasarkan berbagai sumber, Jorge Mario Bergoglio lahir di Buenos Aires, Argentina pada tanggal 17 Desember 1936. Ia yang salah satu di antara lima bersaudara, anak keluarga pekerja kereta api keturunan Italia itu masuk Seminari Villa Devoto, kemudian bergabung dengan Ordo Sarekat Yesus pada tahun 1958, ditahbiskan sebagai imam Katolik pada tahun 1969, kemudian menjadi provinsial Yesuit di Argentina pada tahun 1973--1979.
Pada tahun 1980--1986, Bergoglio menjadi rektor seminari di San Miguel, salah satu tempatnya belajar sebelumnya. Ia diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 1998 menggantikan Kardinal Antonio Quarracino, kemudian menjadi kardinal pada tahun 2001.
Berbagai jabatan yang diemban selama dia menjadi kardinal, antara lain, Kongregasi Imam, Kongregasi Liturgi dan Sakramen, Kongregasi Hidup Religius, dan anggota Komisi Amerika Latin dan Dewan Keluarga.
Ia juga ikut konklaf pada tahun 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI, menggantikan Paus Yohanes Paulus II yang mangkat. Selama periode tiga tahun, mulai November 2005, Bergoglio terpilih sebagai Presiden Konferensi Para Uskup Argentina.
Melalui konklaf putaran keempat pada tanggal 13 Maret 2013 malam waktu setempat yang diikuti 115 kardinal, dia terpilih sebagai Paus pertama berasal dari Amerika Latin.
Dalam pertemuan para imam, biarawan dan biarawati se-Kevikepan Kedu, Kamis (14/3) siang, Krisno menyiapkan teks doa dari Santo Fransiskus Asisi (1182--1226) yang namanya dipakai Kardinal Bergoglio menjadi nama dirinya sebagai Paus Fransiskus.
Doa Fransiskus Asisi itu adalah "Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai". Para peserta pertemuan itu mendaraskan doa tersebut setelah mereka melewati tengah hari yang ditandai dengan doa "Malaikat Tuhan" diiringi dengan berkali-kali dentang lonceng Gereja Santo Ignasius Kota Magelang yang juga pusat Kevikepan Kedu.
Uskup Puja mengaku bahwa terbangun dari tidurnya sekitar 1,5 jam setelah pengumuman hasil konklaf di Vatikan. Ia menelusuri kebenaran kabar terpilih Paus baru dari berbagai sumber, termasuk jejaring sosial, berita-berita di internet, website, dan youtube, untuk selanjutnya mencatat kalimat-kalimat penting dari pidato pertama Paus Fransiskus.
Saat mengawali berbicara di hadapan para imam, biarawan, dan biarawati itu, Monsinyur Puja mengeluarkan gadget dari saku jubahnya, lalu membacakan kutipan sejumlah pemberitaan pertama dari Vatikan terkait dengan terpilihnya Paus baru.
Uskup Puja membacakan kutipan pidato kardinal tertua Jean Louis Tauran ketika mengumumkan hasil konklaf dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan.
"'Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam: Eminentissimum ac Reverendissimum Dominum, Dominum Georgium Mariam Sanctae Romanae Ecclesiae Cardinalem Bergoglio qui sibi nomen imposuit Franciscum'. (Saya mengumumkan kepada Anda suatu kegembiraan besar. Kita mempunyai Paus: Yang utama dan terhormat, Jorge Maria Kardinal Gereja Roma yang Kudus Bergoglio yang mengambil baginya nama Fransiskus)."
Ketika hendak menjelaskan kesederhaan pribadi Paus Fransiskus itu, Monsinyur Pujo mengutip beberapa pidato pertama Paus Fransiskus di hadapan umat di Lapangan Basilika Santo Petrus setelah dirinya terpilih dalam konklaf itu.
"Saudara-saudariku terkasih, selamat sore. Tahukah Anda bahwa tugas konklaf adalah memilih Uskup Roma, dan tampak bagi saya bahwa saudara-saudaraku para kardinal telah memilih seseorang yang berasal jauh. Apa boleh buat, sekarang saya berada di sini. Saya ingin mengucapkan terima kasih untuk pelukan Anda, juga untuk Gereja Katolik Roma dan para uskup, terima kasih banyak".
Paus Fransiskus, kata dia, antara lain juga mengajak umat mendoakan Paus Emeritus Benediktus XVI berdoa untuk Kota Roma dan dunia melalui doa Bapa Kami dan Salam Maria. Ia juga ingin berdoa kepada Tuhan agar doa umat itu memberkati Paus yang baru.
Selain itu, dia mengajak umat untuk memulai perjalanan bersama-sama untuk Gereja Katolik Roma.
"Ini adalah perjalanan persahabatan, kasih, kepercayaan, dan iman. Marilah kita senantiasa berdoa bagi satu sama lain. Marilah kita berdoa bagi seluruh dunia. Mari kita memiliki persaudaraan yang besar. Saya berharap bahwa perjalanan ini bagi Gereja yang akan kita mulai hari ini akan menghasilkan buah bagi evangelisasi kota yang indah ini," kata Paus Fransiskus yang berpidato di balkon Basilika Santo Petrus seperti dikutip oleh Uskup Puja.
Pada akhir pidato pertama itu, kata dia, Paus Fransiskus mengucapkan kalimat sederhana namun sarat makna, "Buona notte, buon riposo!" yang maksudnya "Selamat malam, selamat istirahat".
"Kalau saya mendengarkan sambutan pertama tadi, saya sudah tersentuh itu. Ia menggunakan kata-kata yang sederhana yang menyapa umat dengan begitu lalu umat menjadi dengan mudah menerima Sri Paus ini," kata Uskup Puja.
Sumber-sumber juga menyebutkan bahwa saat Bergoglio menjabat sebagai uskup, antara lain, mengajak para imam dan umat untuk menentang aborsi dan eutanasia, menentang pernikahan sesama jenis. Akan tetapi, juga mengajarkan pentingnya menghargai kaum homoseksual, mengunjungi tempat perawatan pasien AIDS, mencuci dan mencium 12 kaki penderita AIDS.
Kardinal Bergoglio tidak bersedia tinggal di kediaman resmi uskup, namun memilih apartemen kecil sebagai tempat tinggalnya, dan biasa masak sendiri. Ia yang mudah ditemui siapa saja dan memiliki kebiasaan mengunjungi orang-orang miskin itu, juga tidak bersedia diantar dengan mobil mewah dengan sopir pribadi saat melakukan perjalanan, namun sering naik bus umum.
Sikap sederhana itu, kata Uskup Puja, kemudian dijelaskan dengan pilihan nama Fransiskus yang mengacu kepada Santo Fransiskus Asisi. Fransiskus Asisi adalah seorang bangsawan yang meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus Kristus secara radikal dalam arti sungguh-sungguh sebagai saksi Kristus yang hidup atas mereka yang kecil, lemah, miskin, tertindas, difabel, dan lingkungan hidup.
"Itu saya kira akan memberi arah bagi kehadiran Gereja di mana pun," kata Uskup Puja yang juga Sekretaris Jenderal Konferensi Wali Gereja Indonesia tersebut.
Ia memastikan bahwa umat Katolik di Indonesia pun menerima Sri Paus baru yang Bapa Suci Fransiskus itu dengan sukacita.
"Sebagai umat Katolik, konsekuensi dari Paus baru itu adalah berdoa, bersama-sama dengan seluruh Gereja dalam perayaan ekaristi, dengan menyebut namanya dalam doa 'Syukur Agung', untuk menyatakan bahwa kita itu bagian dari Gereja itu, dipersatukan oleh Gembala yang satu itu juga," katanya.