Penyelidikan sebelumnya mengenai sabuk Bumi, Van Allen, telah lama mendokumentasikan dua wilayah berbeda radiasi yang terperangkap di sekitar planet kita. Alat pendeteksi partikel di dalam Van Allen Probes, yang diluncurkan pada 30 Agustus, mengungkapkan keberadaan sabuk radiasi baru yang fana itu.
Para ilmuwan menyelidiki sabuk ketiga tersebut selama empat pekan sebelum gelombang kejut antar-planet yang kuat dari Matahari memusnahkannya.
Sabuk itu, yang diberi nama penemunya, James Van Allen, adalah wilayah kritis buat masyarakat modern, yang tergantung atas banyak teknologi yang berlandaskan antariksa.
Sabuk Van Allen dipengaruhi oleh badai Matahari dan cuaca antariksa dan dapat melembung dengan sangat luar biasa. Ketika itu terjadi, sabuk tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi satelit GPS dan komunikasi, serta manusia di antariksa, demikian dilaporankan Xinhua.
"Kemampuan baru yang fantastis dan kecanggihan dalam bidang teknologi pada Van Allen Probes telah memungkinkan ilmuwan melihat dengan sangat terperinci, peristiwa yang tak pernah terjadi sebelumnya, bagaimana sabuk radiasi dipenuhi dengan partikel terisi dan akan memberi pengetahuan mendalam mengenai apa yang menyebabkannya berubah, dan bagaimana proses ini mempengaruhi jangkauan bagian atas atmosfir Bumi," kata Wakil Administratur NASA Urusan Sains John Grunsfeld di dalam satu pernyataan.
Temuan tersebut juga disiarkan di edisi daring jurnal Science.