Jateng tawarkan investasi ke Australia
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) menawarkan penanaman investasi kepada Pemerintah Australia, seiring dengan pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut.
"Saat ini, Jawa Tengah ini banyak investor-investor yang masuk, baik itu lokal maupun modal asing. Tapi Australia belum. Mungkin nanti bisa ditingkatkan investasi-investasi dari Australia ke Jateng," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan Konsul Jendral Australia HE Glen Askew, untuk memperkuat kembali kerja sama "sister province" antara Jateng dan Queensland Australia yang sudah terjalin sejak 1991.
Nana menyambut hangat kerja sama "sister province" yang setiap lima tahun sekali diperbarui tersebut, dan telah diimplementasikan dalam berbagai sektor, di antaranya pendidikan dan pelatihan, perdagangan, kesehatan, budaya, serta pariwisata.
Nana berharap kerja sama tersebut dapat terus terjalin dan dikembangkan, termasuk dalam investasi, apalagi di Jateng banyak kawasan industri yang bisa dikembangkan untuk investasi.
Ia menyebutkan setidaknya ada enam kawasan industri besar di Jateng, meliputi Kawasan Industri Terpadu Batang, kawasan industri Wijaya Kusuma Kota Semarang, Jatengland Demak, Aviarna Semarang, Batang Industrial Park, dan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal.
Sementara itu, Konsul Jendral Australia HE Glen Askew mengatakan bahwa selama ini sudah banyak bidang yang dikerjasamakan antara Jateng dan Australia.
Ia berharap hubungan antara masyarakat Australia dan Jateng bisa semakin erat ke depannya, dan bisa saling memberikan manfaat.
Dia mengakui, meskipun Australia belum menanamkan investasinya di Jateng, Pemerintah Australia memiliki hubungan erat dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) yang berada di Akpol Semarang dan merupakan kerja sama langsung antara Kepolisian Federal Australia dengan Polri.
Pendirian pusat pelatihan itu, kata dia, merupakan hasil kerja sama Indonesia-Australia untuk meningkatkan kapasitas kemampuan operasional para penegak hukum dalam menangani segala kejahatan, khususnya terorisme lintas negara.
"Meskipun perusahaan swasta tidak ada investasi di Jateng, tapi pemerintah Australia ada hubungan erat dengan JCLEC. Jadi, itu investasi langsung dengan Polri, itu sangat penting bagi pemerintah Australia," katanya lagi.
Koordinator Kerja Sama Biro Pemerintahan Otonomi Daerah dan Kerja Sama Setda Jateng Betty Wulandari menambahkan bahwa kerja sama "sister province" yang terjalin selama ini banyak memberikan manfaat, salah satunya peningkatan "capacity building" bagi aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng.
Pada akhir tahun ini, kata dia, rencananya dilakukan penandatanganan perpanjangan nota kesepakatan MoU pembaharuan "sister province" antara Pemprov Jateng dengan Queensland Australia.
Ada 12 urusan yang tertuang dalam MoU tersebut, antara lain pendidikan, sosial, perdagangan, investasi, pertanian, perkebunan, peternakan, pemberdayaan perempuan dan anak, dan komunikasi dan informatika.
"Saat ini, Jawa Tengah ini banyak investor-investor yang masuk, baik itu lokal maupun modal asing. Tapi Australia belum. Mungkin nanti bisa ditingkatkan investasi-investasi dari Australia ke Jateng," kata Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima kunjungan Konsul Jendral Australia HE Glen Askew, untuk memperkuat kembali kerja sama "sister province" antara Jateng dan Queensland Australia yang sudah terjalin sejak 1991.
Nana menyambut hangat kerja sama "sister province" yang setiap lima tahun sekali diperbarui tersebut, dan telah diimplementasikan dalam berbagai sektor, di antaranya pendidikan dan pelatihan, perdagangan, kesehatan, budaya, serta pariwisata.
Nana berharap kerja sama tersebut dapat terus terjalin dan dikembangkan, termasuk dalam investasi, apalagi di Jateng banyak kawasan industri yang bisa dikembangkan untuk investasi.
Ia menyebutkan setidaknya ada enam kawasan industri besar di Jateng, meliputi Kawasan Industri Terpadu Batang, kawasan industri Wijaya Kusuma Kota Semarang, Jatengland Demak, Aviarna Semarang, Batang Industrial Park, dan Kawasan Ekonomi Khusus Kendal.
Sementara itu, Konsul Jendral Australia HE Glen Askew mengatakan bahwa selama ini sudah banyak bidang yang dikerjasamakan antara Jateng dan Australia.
Ia berharap hubungan antara masyarakat Australia dan Jateng bisa semakin erat ke depannya, dan bisa saling memberikan manfaat.
Dia mengakui, meskipun Australia belum menanamkan investasinya di Jateng, Pemerintah Australia memiliki hubungan erat dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) yang berada di Akpol Semarang dan merupakan kerja sama langsung antara Kepolisian Federal Australia dengan Polri.
Pendirian pusat pelatihan itu, kata dia, merupakan hasil kerja sama Indonesia-Australia untuk meningkatkan kapasitas kemampuan operasional para penegak hukum dalam menangani segala kejahatan, khususnya terorisme lintas negara.
"Meskipun perusahaan swasta tidak ada investasi di Jateng, tapi pemerintah Australia ada hubungan erat dengan JCLEC. Jadi, itu investasi langsung dengan Polri, itu sangat penting bagi pemerintah Australia," katanya lagi.
Koordinator Kerja Sama Biro Pemerintahan Otonomi Daerah dan Kerja Sama Setda Jateng Betty Wulandari menambahkan bahwa kerja sama "sister province" yang terjalin selama ini banyak memberikan manfaat, salah satunya peningkatan "capacity building" bagi aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng.
Pada akhir tahun ini, kata dia, rencananya dilakukan penandatanganan perpanjangan nota kesepakatan MoU pembaharuan "sister province" antara Pemprov Jateng dengan Queensland Australia.
Ada 12 urusan yang tertuang dalam MoU tersebut, antara lain pendidikan, sosial, perdagangan, investasi, pertanian, perkebunan, peternakan, pemberdayaan perempuan dan anak, dan komunikasi dan informatika.