Semarang (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama Kyushu University, Japan memberikan advokasi wawasan hidup sehat melalui tata ruang dan kenyamanan fisik bangunan rumah kepada warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo tepatnya di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk focus group discussion (FGD) pada akhir Mei 2024 dan diikuti 29 orang tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan lingkungan rumah yang sehat dan nyaman, sekaligus menggali apa yang menjadi kebiasaan pola tidak sehat dalam lingkungan rumah, serta memberikan edukasi berbagi pengalaman bagaimana rumah sehat seharusnya.
Pada kegiatan tersebut, warga mengeluhkan keterbatasan ruang, sehingga terpaksa menumpuk barang di area tertentu, beberapa bangunan tidak memiliki plafon atap yang menyebabkan kondisi kenyamanan termal ruang dalam menjadi sangat panas berkisar sekitar 34 derajat.
"Saya biasanya kalau lagi di rumah lebih sering duduk di depan rumah, soalnya kalau di dalam rumah panas," cerita Sunarso, warga setempat yang menceritakan banyak rumah yang tidak memiliki plafon karena terkendala ekonomi
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pemetaan beberapa sample rumah sebanyak sembilan rumah dan 13 selasar rumah/ koridor, pemetaan titik ketidaknyamanan dan kumuh pada permukiman seperti penumpukan barang di depan juga dalam rumah.
"Saya kalau menaruh barang biasanya di depan rumah kalau tidak muat di dalam atau biasanya kalau barangnya sering dipakai keluar," kata Bu Supre.
Program advokasi rumah sehat pada permukiman kampung kota merupakan program pengabdian masyarakat (pengmas) hibah Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI -UNS) 2024 -Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) UNS, bidang unggulan pengelolaan dan mitigasi bencana yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Jepang (PSJ UNS) bekerja sama dengan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS dan Fakultas Ilmu Teknik (Faculty of Engineering Sciences), Sekolah Pascasarjana Ilmu Teknik Interdisipliner (Interdisciplinary Graduate School of Engineering Sciences -IGSES), Kyushu University, Japan.
Program pengmas PKMI ini merupakan tindak lanjut dari program penelitian kenyamanan termal kawasan permukiman Kampung Kota bersama yang telah dilakukan bersama PSJ UNS - Prodi Arsitektur FT UNS bersama program pasca sarjana Ilmu Teknik Interdisipliner, Kyushu University, Jepang sejak tahun 2019. Penelitian ini sudah menghasilkan beberapa jurnal terkait dengan evaluasi kenyamanan termal pada permukiman padat kota. Melanjutkan hasil penelitian ini maka program pengabdian masyarakat dilakukan untuk memberikan advokasi wawasan hidup sehat melalui tata ruang dan kenyamanan fisika bangunan rumah kepada masyarakat.
Kegiatan ini melibatkan anggota PSJ UNS di antaranya Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H., S.T., M.T., Dr. Pandu Purwandaru, S.Ds., M. Ds., Phd., Prof. Ir.Dana Praseptiangga. S.T.P., M.Sc,. Ph.D. Turut melibatkan aktif mahasiswa Prodi Arsitektur UNS angkatan 2021 di antaranya Adhwaa Ghossaan Wisiduan, Anisa Anung Anindita Rachmaningtyas, Azkaluthfi Mahia Alif, Grace Angelica Nadapdap, Ilham Endra Pratama, Sandya Scorpio Danendra, Syamsul Ma'arif, Della Wahyu Putri dan Fatimah Khusnul Khasanah. Sekaligus menjadi kegiatan rekognisi Merdeka Belajar-Belajar Merdeka (MBKM) yang terekognisi pada mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Metodologi Penelitian Arsitektur (Metopen Ars) di semester Genap 2024.
Selain FGD, pendapat warga terkait dengan persepsi lingkungan nyaman dan sehat dilakukan melalui angket kuesioner yang dibagikan kepada 29 warga yang bertujuan untuk menghimpun data kuantitatif warga terkait dengan kondisi dalam dan luar rumah. Sebanyak 66 persen mengatakan tidak nyaman pada ruangan disebabkan oleh suhu yang panas oleh material bangunan dan 45,5 persen responden menyatakan suhu panas disebabkan aktifitas yang terbatas pada ruangan dalam yang penuh.
Hasil dari FGD dan angket kuesioner, kondisi kenyamanan di dalam maupun di luar rumah terkait dengan kepadatan barang, suhu ruang yang panas, aksesibilitas, dapat dikategorikan belum mencapai kenyamanan dan kesehatan ruang yang ideal. Oleh karenanya pada proses FGD konsultasi secara informal juga dilakukan. Bagaimana sebaiknya upaya adaptasi bisa dilakukan dalam pengaturan barang di dalam dan di luar rumah untuk bisa memberikan kenyamanan bermukim. Penataan barang yang tidak mengganggu cross ventilation di dalam rumah juga disarankan dalam diskusi ini.
Keberlanjutan program advokasi masyarakat ke depannya adalah menyelenggarakan kegiatan Klinik Arsitektur menjadi target program selanjutnya. Program selanjutnya adalah rekomendasi alternatif desain adaptif pengembangan rumah type 30. Bentuk advokasi rumah sehat ini menitikberatkan pada efisiensi praktis mengatur tata letak dan penghawaan rumah untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kesehatan yang ideal.
Selain melibatkan mahasiswa Prodi Arsitektur juga akan melibatkan Prodi Interior Fakultas Seni dan Desain (FSRD) UNS. Tidak hanya itu ke depannya, kegiatan ini akan menggandeng profesional profesi Arsitek di Surakarta - Ikatan Arsitek Indonesia-Surakarta. Klinik Arsitektur diharapkan dapat membantu warga mendapatkan informasi lebih terkait bagaimana memilih dan memilih material yang murah untuk melengkapi kenyamanan rumah, serta desain pengembangan dalam adaptasi rumah tumbuh Type 30 pada umumnya. Dengan harapan kegiatan advokasi selanjutnya dapat lebih meningkatkan kenyamanan lingkungan hunian warga.