Demak (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mencatat sebanyak 25 desa/kelurahan yang terdampak banjir menyusul adanya tanggul sungai yang jebol serta curah hujan yang tinggi tersebar di enam kecamatan.
"Keenam kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Demak ada tiga kelurahan, Sayung ada 12 desa, Karanganyar ada dua desa, Mranggen ada lima desa, Karangawen ada satu desa, dan Guntur ada dua desa," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur P. di Demak, Jumat.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak, kata dia, awalnya karena curah hujan tinggi pada Rabu (13/3) malam, sehingga mempengaruhi debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat, mengakibatkan beberapa daerah di Demak terdampak banjir.
Bahkan, kata dia, tanggul sungai di Desa Menur, Kecamatan Mranggen juga jebol, sehingga mengakibatkan pemukiman warga terdampak.
BPBD bersama sejumlah pihak terkait juga sudah melakukan evakuasi warga ke tempat pengungsian, baik di balai desa, pondok pesantren, tempat ibadah, serta rumah warga.
Lokasi pengungsian di Kecamatan Mranggen untuk sementara ada lima tempat, sedangkan di Kecamatan Karanganyar di Masjid Al Busyro, dan Sayung di balai Desa Prampelan.
Berdasarkan data per 14 Maret 2024 pukul 17.00 WIB, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 499 jiwa atau 157 keluarga. Untuk Kecamatan Mranggen terdapat 245 orang, Kecamatan Karanganyar 150 orang, dan Kecamatan Sayung ada 104 orang.
Selain rumah warga yang terdampak banjir, tercatat ada tiga fasilitas kesehatan juga terdampak, tujuh sarana pendidikan, 25 tempat ibadah, dan satu kantor.
Selain melakukan evakuasi, BPBD juga sudah menyiapkan dapur umum dan mengupayakan penyiapan kebutuhan para pengungsi, mulai dari tikar, kasur, selimut, obat-obatan, sembako, pakaian, serta air bersih.
Untuk mencegah limpasan air sungai, BPBD juga memberikan bantuan karung plastik untuk peninggian tanggul sungai.