Yayasan sosial di Pati bantu warga buatkan sumur bor
Pati (ANTARA) - Yayasan Dharma Aji Kecamatan Tayu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah turut membantu warga Desa Dororejo Kecamatan Tayu yang kesulitan air bersih akibat dampak kemarau panjang dengan membuatkan sumur bor, sehingga warga tidak bergantung bantuan air bersih.
"Jika harus bergantung pada bantuan air bersih, tentunya ada keterbatasan pihak-pihak yang membantu air bersih. Awalnya, kami juga membantu suplai air bersih. Karena ternyata hingga kini masih membutuhkan kemudian muncul ide membantu pembuatan sumur bor," kata Ketua Yayasan Dharma Aji Tayu Hidayat di Pati, Selasa.
Ia mengungkapkan pembuatan sumur bor sudah dimulai sejak Senin (24/10), di halaman salah satu rumah warga Desa Dororejo di Rukun Tetangga (RT)-2/ RW-1 dengan kedalaman berkisar 20-an meter.
Rencananya, katanya, sumur bor dibuat di dua lokasi, mengingat hampir 70 persen warga desanya terdampak kekeringan dan sumur warga sudah mengering sejak dua bulan terakhir.
"Jika pembuatan sumur bor ini berhasil, harapannya bisa mendorong pemerintah desa setempat untuk mengupayakan langkah-langkah strategis dalam mengatasi kekeringan, salah satunya dengan pembuatan sumur bor," kata Hidayat.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Dororejo Mujiyati mengakui dirinya juga ikut terdampak kekeringan sejak awal September 2023, karena sumur miliknya sudah tidak keluar airnya.
Hal itu, katanya, merupakan yang pertama kalinya terjadi, karena sebelumnya memang pernah terdampak kekeringan, tetapi tidak berlangsung lama sumur warga kembali muncul airnya sehingga tidak menggantungkan bantuan air bersih.
"Hingga kini, saya bersama keluarga masih menggantungkan suplai air bersih. Adanya yayasan sosial yang membantu pembuatan sumur tentu sangat bagus bisa menjadi solusi mengatasi kekeringan di desa kami," katanya.
Jika berhasil, dia tentunya akan mengusulkan kepada pemerintah desa membuat sumur bor di beberapa titik, sehingga warganya tidak perlu lagi kesulitan mendapatkan air bersih. Karena dari 802 keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 2.700 orang sekitar 70-an persennya terdampak kekeringan.
Kepala Desa Dororejo Yuniatin menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Dharma Aji Tayu yang bersedia membantu membuatkan sumur bor untuk mengatasi dampak kekeringan yang dialami warganya.
"Mudah-mudahan bermanfaat karena warga juga masih menggantungkan bantuan air bersih, menyusul banyak sumur warga yang tidak keluar airnya selama musim kemarau ini," katanya.
Ketika pembuatan sumur bor tersebut berhasil, kata dia, Pemerintah Desa Dororejo juga bisa melakukan hal serupa dengan membuat sumur bor di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan suplai air bersih. Apalagi, pihaknya juga baru saja mendapatkan tambahan anggaran untuk penanganan dampak kemarau senilai Rp139 juta.
"Rencananya, pekan ini akan digelar rapat koordinasi untuk memutuskan langkah terbaik untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami sebagian besar warganya," katanya.
Sebelumnya, kata Yuniatin, pernah mendapatkan tawaran program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), namun karena belum membutuhkan dan pertimbangan biaya operasional ketika tidak digunakan, akhirnya tidak diambil.
"Jika harus bergantung pada bantuan air bersih, tentunya ada keterbatasan pihak-pihak yang membantu air bersih. Awalnya, kami juga membantu suplai air bersih. Karena ternyata hingga kini masih membutuhkan kemudian muncul ide membantu pembuatan sumur bor," kata Ketua Yayasan Dharma Aji Tayu Hidayat di Pati, Selasa.
Ia mengungkapkan pembuatan sumur bor sudah dimulai sejak Senin (24/10), di halaman salah satu rumah warga Desa Dororejo di Rukun Tetangga (RT)-2/ RW-1 dengan kedalaman berkisar 20-an meter.
Rencananya, katanya, sumur bor dibuat di dua lokasi, mengingat hampir 70 persen warga desanya terdampak kekeringan dan sumur warga sudah mengering sejak dua bulan terakhir.
"Jika pembuatan sumur bor ini berhasil, harapannya bisa mendorong pemerintah desa setempat untuk mengupayakan langkah-langkah strategis dalam mengatasi kekeringan, salah satunya dengan pembuatan sumur bor," kata Hidayat.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Dororejo Mujiyati mengakui dirinya juga ikut terdampak kekeringan sejak awal September 2023, karena sumur miliknya sudah tidak keluar airnya.
Hal itu, katanya, merupakan yang pertama kalinya terjadi, karena sebelumnya memang pernah terdampak kekeringan, tetapi tidak berlangsung lama sumur warga kembali muncul airnya sehingga tidak menggantungkan bantuan air bersih.
"Hingga kini, saya bersama keluarga masih menggantungkan suplai air bersih. Adanya yayasan sosial yang membantu pembuatan sumur tentu sangat bagus bisa menjadi solusi mengatasi kekeringan di desa kami," katanya.
Jika berhasil, dia tentunya akan mengusulkan kepada pemerintah desa membuat sumur bor di beberapa titik, sehingga warganya tidak perlu lagi kesulitan mendapatkan air bersih. Karena dari 802 keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 2.700 orang sekitar 70-an persennya terdampak kekeringan.
Kepala Desa Dororejo Yuniatin menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Dharma Aji Tayu yang bersedia membantu membuatkan sumur bor untuk mengatasi dampak kekeringan yang dialami warganya.
"Mudah-mudahan bermanfaat karena warga juga masih menggantungkan bantuan air bersih, menyusul banyak sumur warga yang tidak keluar airnya selama musim kemarau ini," katanya.
Ketika pembuatan sumur bor tersebut berhasil, kata dia, Pemerintah Desa Dororejo juga bisa melakukan hal serupa dengan membuat sumur bor di tempat lain untuk memenuhi kebutuhan suplai air bersih. Apalagi, pihaknya juga baru saja mendapatkan tambahan anggaran untuk penanganan dampak kemarau senilai Rp139 juta.
"Rencananya, pekan ini akan digelar rapat koordinasi untuk memutuskan langkah terbaik untuk mengatasi kesulitan air bersih yang dialami sebagian besar warganya," katanya.
Sebelumnya, kata Yuniatin, pernah mendapatkan tawaran program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), namun karena belum membutuhkan dan pertimbangan biaya operasional ketika tidak digunakan, akhirnya tidak diambil.