Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus Hartopo berharap wacana sistem gaji tunggal untuk aparatur sipil negara (ASN) bisa lebih meningkatkan kesejahteraan mereka, dibandingkan dengan komposisi saat ini.
"Jika dikaitkan dengan beban anggaran daerah, kami belum bisa menghitung karena belum diberlakukan," ujarnya di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Selain itu, kata dia, Pemkab Kudus juga belum mengetahui teknis pelaksanaannya.
Tentunya, imbuh dia, akan ada penilaian dari masing-masing jabatan, termasuk beban kerja, tanggungjawab, dan risiko pekerjaannya.
Sistem gaji tunggal atau single salary merupakan implementasi dari isi Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (RUU ASN).
Dengan adanya sistem gaji tunggal, maka komponen tunjangan yang diberikan kepada ASN akan dihapus.
Wacana gaji tunggal sendiri dilandasi karena selama ini selisih gaji pokok ASN antara golongan terendah hingga golongan tertinggi tidak terlalu jauh, sehingga tidak menjadi pendorong abdi negara meningkatkan kinerja.
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kudus Djati Solechah mengakui wacana tersebut memang belum sampai ke daerah.
"Biasanya, dari kementerian terkait akan menggelar rapat koordinasi ketika wacana tersebut hendak diberlakukan," ujarnya.
Ia memperkirakan pelaksanaannya juga setelah RUU ASN disahkan, sehingga daerah baru mendapatkan informasi lebih detail terkait teknis pelaksanaannya.
Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan (BKPP) Kudus per September 2023, jumlah ASN sebanyak 6.644 orang, termasuk di dalamnya PPPK. Sedangkan anggaran untuk pemberian gaji ASN sekitar Rp27,06 miliar per bulan.
Berita Terkait
Walisongo Halal Center dan Bank Indonesia latih sistem jaminan produk halal bagi UMK
Minggu, 8 Desember 2024 9:47 Wib
PLN Icon Plus dukung Pilkada 2024 dengan layanan konektivitas andal
Rabu, 27 November 2024 7:52 Wib
Pakar: Regulasi AI harus cakup perlindungan data
Selasa, 19 November 2024 17:21 Wib
Pengamat: Penerapan kembali UN jangan bawa sistem lama
Jumat, 8 November 2024 16:38 Wib
Pemkab Batang percepat penanganan bencana melalui sistem aplikasi
Rabu, 23 Oktober 2024 17:22 Wib
Peneliti RI di Jerman ungkap temuan kunci masa depan sistem pangan nasional
Kamis, 17 Oktober 2024 19:48 Wib
Dinkes: Lomba Duta Kesehatan Remaja Boyolali perkuat sistem
Kamis, 10 Oktober 2024 8:57 Wib
USM-KU Leuven Belgia jalin kerja sama, fokus sistem pangan berkelanjutan
Jumat, 4 Oktober 2024 12:29 Wib