Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terus mengintensifkan pencegahan penyakit infeksi brucella pada hewan ternak sapi perah milik peternak di lima titik.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Maudi di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa brucellosis termasuk dalam kategori penyakit zoonosis yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
"Penyakit zoonosis ini ditularkan dari sapi ke manusia melalui susu dan daging, sedangkan penularan antarhewan bisa melalui air kencing dan kotoran hewan," katanya.
Menurut dia, meski pada 2023 di daerah itu belum ditemukan adanya kasus penyakit brucellosis namun pihaknya berupaya mencegah terjadinya penyebaran penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri brucella itu.
Berdasar hasil uji laboratorium surveilan, kata dia, penyebaran penyakit brucellosis masih negatif namun pencegahan terhadap penyakit infeksi dan parasit pada hewan sapi perah ini masih terus ditingkatkan.
"Saat ini, kami menargetkan 165 sampel berupa darah dan tinja (feses) sapi perah yang nantinya untuk mendeteksi dini apakah hewan ternak itu terserang penyakit brucellosis atau tidak," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Ilena Palupi mengatakan hewan ternak sapi perah yang terserang brucellosis akan mengalami gejala seperti demam yang khas dan kuman menyerang organ reproduksi sehingga bisa menyebabkan kematian.
Demikian juga, kata dia, hewan ternak sapi betina yang terserang penyakit itu bisa menimbulkan keguguran pada janin bayi hewan dan bagi manusia yang tertular akan terjadi gangguan pada organ reproduksinya.
"Oleh karena itu, jika seekor sapi itu sudah dinyatakan positif brucellosis maka harus dimusnahkan atau dipotong paksa namun dagingnya masih bisa dikonsumsi dengan proses memasak yang sempurna," katanya.
Baca juga: Pemkab Boyolali terus lakukan vaksinasi cegah antraks pada ternak sapi