Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali menyalurkan bantuan yang disebut bisyaroh kepada para hafiz di pondok-pondok pesantren di wilayahnya pada tahun 2023.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Selasa, menyampaikan bahwa program pemberian bantuan bisyaroh masing-masing Rp1 juta kepada para penghafal Al Quran dijalankan sejak 2019.
Menurut dia, jumlah keseluruhan hafiz yang telah menerima bantuan dari pemerintah sebanyak 2.020 orang yang tersebar di pondok-pondok pesantren yang ada di wilayah Jawa Tengah.
Perinciannya, penerima bantuan bisyaroh tahun 2019 sebanyak 105 orang, tahun 2020 sebanyak 81 orang, tahun 2021 sebanyak 358 orang, dan tahun 2022 sebanyak 763 orang.
Pada tahun 2023, menurut data pemerintah daerah, bantuan bisyaroh hingga bulan Juli sudah diberikan kepada 713 orang hafiz.
"Kami berharap program bisyaroh ini bisa diteruskan. Kalau perlu bisa ditingkatkan lagi agar yang menerima manfaat bisa lebih banyak," kata Wakil Gubernur.
Selain memberikan bantuan kepada santri penghafal Al Quran, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan insentif kepada guru agama.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada 2023 menyiapkan dana Rp277 miliar untuk memberikan insentif masing-masing Rp1,2 juta per tahun kepada 230.830 guru agama.
Wakil Gubernur berharap pemerintah provinsi dapat menjalankan program insentif bagi guru agama secara berlanjut dan memperluas cakupannya.
"Kami di pemerintahan, di sisa dua bulan kepemimpinan ini, juga masih memperjuangkan untuk di tahun 2024 (program insentif) tidak hilang, tetap ada," kata dia.