Semarang (ANTARA) - Perpustakaan Nasional mengukuhkan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Bunda Literasi untuk membantu mendongkrak tingkat literasi masyarakat, khususnya di Kota Atlas.
"Wali Kota dan Bupati adalah pemimpin yang sangat dekat dengan masyarakat sehingga sangat strategis dikukuhkan sebagai Bunda Literasi," kata Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando, ditemui di sela parade sarung di Semarang, Jumat.
Menurut dia, program pemerintah pusat dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tentunya harus menggalang semua komponen masyarakat, mulai pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.
Wali Kota dan Bupati, kata dia, dalam kesehariannya bersentuhan langsung dengan masyarakat di kecamatan, kelurahan, maupun desa sehingga perannya sangat strategis dalam berbagai program.
"Program yang menyentuh langsung masyarakat ada di kabupaten/kota sehingga pemerintah pusat melalui Perpusnas sangat berterima kasih dan kami kukuhkan sebagai Bunda Literasi," ujarnya.
Dengan jabatan yang diembannya, kata dia, secara rata-rata wali kota dan bupati dikukuhkan sebagai Bunda Literasi dengan perannya yang sangat strategis berhubungan langsung dengan masyarakat.
"Namun, dengan pengukuhan ini, ada komitmen juga dari yang bersangkutan bagaimana meningkatkan kemampuan literasi masyarakat dikaitkan dengan tumbuhnya UMKM (usaha mikro kecil dan menengah)," katanya.
Sejauh ini, kata Syarif, tingkat literasi masyarakat Indonesia sudah berkembang dengan baik, dan akan terus ditingkatkan dengan menggandeng berbagai pihak terkait, terkait civitas akademika.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berkomitmen untuk mendorong tingkat literasi di Kota Semarang agar semakin maju dengan menggalakkan gemar membaca hingga tingkat kelurahan.
"Saya sampaikan kepada Kepala Perpusnas agar didukung, dibangun perpustakaan yang dibuat menarik untuk anak-anak, kaum milenial agar gemar membaca. Kami sudah mendapatkan tempat, nanti di-support," kata Ita, sapaan akrabnya.
Literasi, kata dia, memang diutamakan kepada kalangan anak-anak dan anak muda, tetapi sebenarnya siapapun harus didorong tingkat literasinya karena penting dari usia muda sampai tua.
Sebagai Bunda Literasi, Ita juga mengajak anak-anak untuk tidak sekadar gemar membaca, tetapi juga mendorong mereka menjadi agen-agen perubahan sehingga bisa berperan aktif dalam pembangunan.