Wali Kota Semarang: Humas harus melek media sosial
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengingatkan bahwa jajaran hubungan masyarakat (humas) sebagai garda terdepan dalam komunikasi publik harus melek media sosial.
"Humas ini adalah corong penghubung bagaimana keberadaan pemkot (pemerintah kota) disambung dengan masyarakat," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat Government Public Relations (GPR) Dialogue bertema "Membangun Komunikasi Publik Yang Efektif Untuk Kesejahteraan Masyarakat" di Situation Room Balai Kota Semarang.
Program-program Pemkot Semarang harus tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, dan di situlah pentingnya peran humas sebagai penghubung informasi, termasuk di era disrupsi informasi seperti sekarang.
"Kalau cara komunikasi kehumasan tidak bagus, ya (respons, red.) masyarakat juga tidak bagus. Walaupun programnya bagus pun tidak akan mendapatkan apresiasi dari masyarakat," katanya.
Kolaborasi, diakuinya, sangat penting di era digitalisasi seperti sekarang yang menjadikan media sosial sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi yang efektif.
"Kayak kemarin saya menyampaikan, seperti media sosial. Ga usah banyak-banyak, tapi yang penting adalah semua ini terwadahi. Memang harus saling melengkapi antara humas dan kominfo," katanya.
Ita mengingatkan bahwa peran humas tidak hanya terbatas menangani hal yang bersifat verbal atau disampaikan langsung secara lisan, tetapi juga harus memiliki peran di media sosial.
"Humas itu tidak hanya secara verbal ya. Tapi bisa (menyampaikan) secara gambar, dengan video, dan sebagainya bagaimana peran pemerintah sekarang ini. Bagaimana yang sudah dan akan dilakukan semua harus tersampaikan," katanya.
Sementara itu, Founder dan CEO Humas Indonesia Asmono Wikan menyampaikan bahwa kegiatan itu bersifat rutin dan berpindah-pindah lokasi setiap bulannya yang bertujuan mengkaji peran humas di daerah.
“Agenda ini adalah agenda yang sifatnya berkelanjutan, kami setiap bulan akan keliling ke satu kota ke kota lainnya. Sekali lagi untuk mengumpulkan sistem praktisi kehumasan serta mengkaji ulang peran humas di wilayah masing-masing," katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, praktisi-praktisi PR (public relation) atau humas dari beberapa instansi yang ada di Kota Semarang seperti rumah sakit, perguruan tinggi, BUMN, Diskominfo Provinsi Jawa Tengah, media massa, serta komunitas PR.
Baca juga: Gibran minta anak-anak jangan mengeluh di medsos
"Humas ini adalah corong penghubung bagaimana keberadaan pemkot (pemerintah kota) disambung dengan masyarakat," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Selasa.
Hal tersebut disampaikannya saat Government Public Relations (GPR) Dialogue bertema "Membangun Komunikasi Publik Yang Efektif Untuk Kesejahteraan Masyarakat" di Situation Room Balai Kota Semarang.
Program-program Pemkot Semarang harus tersampaikan dengan baik kepada masyarakat, dan di situlah pentingnya peran humas sebagai penghubung informasi, termasuk di era disrupsi informasi seperti sekarang.
"Kalau cara komunikasi kehumasan tidak bagus, ya (respons, red.) masyarakat juga tidak bagus. Walaupun programnya bagus pun tidak akan mendapatkan apresiasi dari masyarakat," katanya.
Kolaborasi, diakuinya, sangat penting di era digitalisasi seperti sekarang yang menjadikan media sosial sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan informasi yang efektif.
"Kayak kemarin saya menyampaikan, seperti media sosial. Ga usah banyak-banyak, tapi yang penting adalah semua ini terwadahi. Memang harus saling melengkapi antara humas dan kominfo," katanya.
Ita mengingatkan bahwa peran humas tidak hanya terbatas menangani hal yang bersifat verbal atau disampaikan langsung secara lisan, tetapi juga harus memiliki peran di media sosial.
"Humas itu tidak hanya secara verbal ya. Tapi bisa (menyampaikan) secara gambar, dengan video, dan sebagainya bagaimana peran pemerintah sekarang ini. Bagaimana yang sudah dan akan dilakukan semua harus tersampaikan," katanya.
Sementara itu, Founder dan CEO Humas Indonesia Asmono Wikan menyampaikan bahwa kegiatan itu bersifat rutin dan berpindah-pindah lokasi setiap bulannya yang bertujuan mengkaji peran humas di daerah.
“Agenda ini adalah agenda yang sifatnya berkelanjutan, kami setiap bulan akan keliling ke satu kota ke kota lainnya. Sekali lagi untuk mengumpulkan sistem praktisi kehumasan serta mengkaji ulang peran humas di wilayah masing-masing," katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, praktisi-praktisi PR (public relation) atau humas dari beberapa instansi yang ada di Kota Semarang seperti rumah sakit, perguruan tinggi, BUMN, Diskominfo Provinsi Jawa Tengah, media massa, serta komunitas PR.
Baca juga: Gibran minta anak-anak jangan mengeluh di medsos