Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Politeknik Nuklir Indonesia Yogyakarta siap melakukan ujicoba pemanfaatan teknologi nuklir untuk mengatasi permasalahan sisa limbah batik dan jeans yang dihasilkan dari industri tekstil.
Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa program penelitian ini berawal dari inisiasi pemkot untuk melakukan kerja sama dengan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta.
"Kemudian, Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Korea Atomic Energy Research Institute dalam upaya mengatasi permasalahan limbah industri," katanya.
Dia mengatakan melalui pemanfaatan teknologi nuklir ini diharapkan permasalahan kompleks dalam pengolahan limbah di daerah yang selama ini belum terpecahkan bisa segera diselesaikan dengan baik karena Kota Pekalongan sudah menyandang predikat "The World's City of Batik".
"Kami berharap melalui kerja sama ini, usaha batik tetap berjalan namun limbah pun bisa terkelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan," katanya.
Menurut dia, dalam proses pengambilan sampel dengan pemanfaatan teknologi nuklir ini berdasar hasil uji air limbah yang diambil di Kota Pekalongan masih ramah lingkungan, bahkan mikro organisme masih bisa hidup.
Setelah melalui beberapa tahap uji coba, kata dia, air itu juga sudah bebas kuman dan layak minum.
Afzan Arslan Djunaid mengatakan keberhasilan program penelitian ini akan berjalan dengan baik apabila didukung peran semua pihak, baik pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, dan masyarakat.
"Kami juga sudah sampaikan permasalahan-permasalahan kompleks bahwa ini juga perlu didukung dari pemerintah daerah tetangga karena sungai di Kota Pekalongan hulunya berasal dari Kabupaten Pekalongan dan hilirnya di Kota Pekalongan," katanya.
Direktur Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Zainal Arief mengatakan saat ini masih dalam tahap penelitian dimana pihaknya bersama Pemerintah Kota Pekalongan sejak 2021 dengan mengambil sampel limbah dari sejumlah pengusaha industri batik.
Kemudian, kata dia, sampel itu dilakukan "treatment" dengan teknologi gama yaitu suatu bentuk radiasi dan diuji di laboratorium.
"Ada satu mikro organisme yang dimasukkan dalam air limbah yang sudah dilakukan 'treatment' masih bisa hidup. Hal ini menandakan ada progres perbaikan dari sisi limbah tersebut," katanya.