Solo (ANTARA) - DPR RI menyebut fluktuasi harga bahan pokok yang terjadi pada momentum akhir tahun hanya bersifat temporer sehingga masyarakat tidak perlu merasa khawatir.
"Menjelang tahun baru ini situasi harga relatif tidak normal. Memang ada kebutuhan pokok yang relatif tidak stabil, ada yang naik dan ada yang turun," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima di sela perayaan Natal dengan masyarakat di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu.
Meski demikian, ia tidak yakin Indonesia akan mengalami krisis pangan mengingat sejauh ini stok dalam keadaan aman. "Saya optimistis kalau pangan tidak akan kekurangan. Hanya kedelai dan terigu (produk impor), situasi pandemi COVID-19 kan pelayaran belum normal," katanya.
Terkait hal itu, saat ini pihaknya bersama dengan pemerintah masih mencari terobosan agar akses pengiriman tidak terkendala. "Harapannya permasalahan terigu dan kedelai ini cepat teratasi," katanya.
Meski demikian, produksi dalam negeri diperkirakan aman. Apalagi, pemerintah memberikan subsidi khusus logistik, termasuk transportasi kereta api.
"Prinsip Pancasila berkeadilan, termasuk menyiapkan kebutuhan pokok, satu kesatuan ekonomi. Pemerintah Jokowi mampu membuat interkoneksi dengan laut, udara, darat dengan cara yang baik," katanya.
Ia berharap langkah tersebut mampu meminimalisasi diferensiasi harga yang tinggi antardaerah.
Selain kebutuhan pokok, dikatakannya, transportasi publik juga menjadi perhatian Komisi VI DPR RI. "Sebelum reses saya kumpulkan BUMN transportasi, di Komisi VI untuk mengecek. Ada 63 juta orang yang melakukan mobilitas di seluruh Indonesia (pada akhir tahun), kemudian penerbangan ada 3,6 juta. Jadi tidak hanya memprioritaskan orang tapi juga logistik," katanya.
Baca juga: Anggota DPR beri pendidikan politik di Ponpes Batang
Baca juga: Komisi III DPR berikan pendidikan politik santri Ponpes Batang