Mahasiswa UMP siapkan masyarakat desa tangguh bencana
Program PPK Ormawa ini sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan atau action
Purwokerto (ANTARA) - Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sukses menggelar Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2022.
Program yang didanai langsung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu bertajuk "Penguatan Kapasitas Masyarakat Desa Sirau Melalui Pemberdayaan STB (Sirau Tanggap Bencana) dan Destana (Desa Tangguh Bencana)".
Dosen Pembimbing Hanif Prasetya mengatakan program tersebut dilaksanakan di Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, sejak bulan Juni hingga Desember 2022.
"Program PPK Ormawa ini sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan atau action," katanya di Purwokerto, Senin (26/12).
Menurut dia, syarat utama dalam meraih suatu perubahan wajib ditopang oleh gagasan-gagasan progresif dan mencerahkan, tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja, melainkan mengupayakan perwujudan pengamalannya.
"Mahasiswa harus mampu menghasilkan 'sesuatu' alias produk intelektualnya, baik itu berupa gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah mencerahkan, gerakan edukasi, dan lainnya. Itulah bentuk nyata target dan luaran dari dialektika program ini," tegasnya.
Baca juga: Haedar Nashir bekali mahasiswa internasional UMP tentang kemuhammadiyahan
Sementara itu, Ketua Student Scientific Center (SSC) UMP Ragil Setiyabudi mengatakan program tersebut merupakan persaingan secara nasional karena melibatkan seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Indonesia dalam seleksinya.
Menurut dia, ada tiga organisasi mahasiswa di UMP yang dinyatakan lolos dan didanai oleh Kemendikbudristek, salah satunya DPM FIKes UMP.
"Kami sangat berterima kasih kepada kepala desa dan seluruh lapisan masyarakat Desa Sirau, baik bidan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, serta tokoh perempuan yang sudah menyukseskan dalam program ini," katanya.
Kepala Desa Sirau Mu’aliful Khasan mengatakan program tersebut sangat bermanfaat terutama untuk masyarakat Desa Sirau yang selalu memiliki masalah banjir setiap tahunnya.
Menurut dia, warga dibekali dengan pengetahuan kebencanaan dan berbagai tindakan pencegahannya, sehingga warganya menjadi lebih paham dengan masalah banjir tersebut.
"Kami juga difasilitasi dengan banyak peralatan kesehatan, obat-obatan, sekoci untuk evakuasi warga saat bencana banjir, dan masih banyak lainnya. Ini sangat pas untuk Tim Sirau Tanggap Bencana (STB) karena belum memiliki sekoci, dan kami sangat berterima kasih kepada UMP serta mahasiswa," katanya.
Program PPK Ormawa di Desa Sirau yang berlangsung selama 6 bulan itu dihadiri oleh sedikitnya 40 orang, yaitu kepala desa sirau, dosen pembimbing, MDMC, BPBD, ketua Karang Taruna, bidan desa, kader kesehatan, ketua RT dan RW, SSC UMP, serta seluruh tokoh masyarakat di Desa Sirau. (hnf/tgr)
Baca juga: Pemkab Belitung berikan beasiswa penuh bagi dua putra daerah untuk kuliah di FK UMP
Baca juga: LPMPAI UMP perkuat capaian pembelajaran program studi
Baca juga: Asyiknya siswa belajar jadi wartawan di UMP
Program yang didanai langsung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) itu bertajuk "Penguatan Kapasitas Masyarakat Desa Sirau Melalui Pemberdayaan STB (Sirau Tanggap Bencana) dan Destana (Desa Tangguh Bencana)".
Dosen Pembimbing Hanif Prasetya mengatakan program tersebut dilaksanakan di Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, sejak bulan Juni hingga Desember 2022.
"Program PPK Ormawa ini sebagai gerakan intelektual yang tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan atau action," katanya di Purwokerto, Senin (26/12).
Menurut dia, syarat utama dalam meraih suatu perubahan wajib ditopang oleh gagasan-gagasan progresif dan mencerahkan, tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja, melainkan mengupayakan perwujudan pengamalannya.
"Mahasiswa harus mampu menghasilkan 'sesuatu' alias produk intelektualnya, baik itu berupa gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan dakwah mencerahkan, gerakan edukasi, dan lainnya. Itulah bentuk nyata target dan luaran dari dialektika program ini," tegasnya.
Baca juga: Haedar Nashir bekali mahasiswa internasional UMP tentang kemuhammadiyahan
Sementara itu, Ketua Student Scientific Center (SSC) UMP Ragil Setiyabudi mengatakan program tersebut merupakan persaingan secara nasional karena melibatkan seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) se-Indonesia dalam seleksinya.
Menurut dia, ada tiga organisasi mahasiswa di UMP yang dinyatakan lolos dan didanai oleh Kemendikbudristek, salah satunya DPM FIKes UMP.
"Kami sangat berterima kasih kepada kepala desa dan seluruh lapisan masyarakat Desa Sirau, baik bidan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, serta tokoh perempuan yang sudah menyukseskan dalam program ini," katanya.
Kepala Desa Sirau Mu’aliful Khasan mengatakan program tersebut sangat bermanfaat terutama untuk masyarakat Desa Sirau yang selalu memiliki masalah banjir setiap tahunnya.
Menurut dia, warga dibekali dengan pengetahuan kebencanaan dan berbagai tindakan pencegahannya, sehingga warganya menjadi lebih paham dengan masalah banjir tersebut.
"Kami juga difasilitasi dengan banyak peralatan kesehatan, obat-obatan, sekoci untuk evakuasi warga saat bencana banjir, dan masih banyak lainnya. Ini sangat pas untuk Tim Sirau Tanggap Bencana (STB) karena belum memiliki sekoci, dan kami sangat berterima kasih kepada UMP serta mahasiswa," katanya.
Program PPK Ormawa di Desa Sirau yang berlangsung selama 6 bulan itu dihadiri oleh sedikitnya 40 orang, yaitu kepala desa sirau, dosen pembimbing, MDMC, BPBD, ketua Karang Taruna, bidan desa, kader kesehatan, ketua RT dan RW, SSC UMP, serta seluruh tokoh masyarakat di Desa Sirau. (hnf/tgr)
Baca juga: Pemkab Belitung berikan beasiswa penuh bagi dua putra daerah untuk kuliah di FK UMP
Baca juga: LPMPAI UMP perkuat capaian pembelajaran program studi
Baca juga: Asyiknya siswa belajar jadi wartawan di UMP