Magelang (ANTARA) - Bunda Literasi Kota Magelang Niken Ichtiaty Nur Aziz mengajak anak-anak di daerah itu bijaksana dan beretika dalam berkomunikasi melalui media sosial untuk menghindari pelanggaran hukum.
"Setiap mem-posting (mengunggah) sesuatu, baik kegiatan maupun tulisan, anak-anak harus memperhatikan etikanya. Hati-hati sekarang ada UU ITE, kalau kalian nyenggol seseorang bisa berakibat tidak baik. Tulisan kalian menunjukkan kepribadian," katanya dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Kamis.
Niken yang juga istri Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz tersebut, mengatakan hal itu saat membuka Sosialisasi Etika Literasi Digital dan Pelatihan Penulisan di Aula SMPN 2 Kota Magelang.
Ia menyatakan pentingnya para peserta sosialisasi mengikuti kegiatan dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala SMPN 2 Kota Magelang Fatin Mahdalina mengatakan kegiatan itu merupakan program sekolah untuk meningkatkan kemampuan literasi anak.
Ia mengharapkan melalui kegiatan selama 2-3 Oktober 2022 diikuti siswa kelas 8 dan 9, dengan narasumber pakar bahasa dari Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Hari Wahyono itu, para siswa mengalami peningkatan numerasi dan karakter.
"Melalui kegiatan ini anak-anak diberi pengetahuan tentang bagaimana beretika, bertutur sapa lewat alat komunikasi sehari-hari, bisa WhatsApp (WA), Twitter, dan sebagainya," ujarnya.
Selain itu, juga diadakan pelatihan menulis artikel diikuti 48 siswa dan diselingi dengan peluncuran buku antologi cerpen hasil karya siswa dan guru SMPN 2 Kota Magelang.
Ia mengatakan buku tersebut selanjutnya diberikan ke Perpustakaan Kota Magelang agar bisa dibaca oleh masyarakat.
"Harapan kami buku yang ditulis anak dan guru SMPN 2 ini bisa jadi sumbangsih, meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam menulis. Sekaligus mendukung program '1.000 Buku' yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Imam Baehaqi mengapresiasi kegiatan sekolah tersebut sebagai upaya meningkatkan tiga unsur, yakni literasi, numerasi, dan survei karakter siswa di daerah setempat.
"Etika literasi digital itu perlu karena saat ini serba digital, termasuk membaca buku bisa lewat HP (telepon seluler) dan laptop. Harapannya tiga unsur itu, semakin meningkat," katanya.