Mahasiswa Magister Manajemen Unsoed kunjungan industri ke PT SBI Plant Cilacap
Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa untuk dapat menambah pengetahuan
Purwokerto (ANTARA) - Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Angkatan 2021 melakukan kunjungan industri ke PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) plant Cilacap, Rabu (13/10).
Kunjungan industri tersebut bertujuan agar mahasiswa yang didampingi oleh Ketua Program Studi Magister Manajemen Unsoed Dr. Refius Pradipta Setyanto, S.E, M.Si. dapat belajar langsung dari praktisi dan menggali wacara keilmuan baru berkaitan dengan mata kuliah yang telah dipelajari.
Dalam kesempatan itu, Corporate Communication Regional 2 SBI Deni Nuryandain menjelaskan tentang PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dalam perjalanan perusahaan, proses bisnis, quality control, dan sistem distribusi produk.
Ia juga mempaparkan produk-produk unggulan dari SBI seperti Dynamix Serba Guna, Dynamix Masonry, Dynamix Extra Power, dan Mortar Indonesia.
Mahasiswa pun sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan kepada pembicara yan meliputi pelaksanaan K3 di perusahaan, pengambilan bahan baku, teknologi yang digunakan pabrik, edukasi terhadap konsumen, hingga peran perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dioksida.
Baca juga: Pakar hukum: Polri memasuki era baru
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanggapi dengan baik oleh Deni Nuryandain, sehingga mahasiswa mengerti bahwa SBI sangat inovatif dengan tetap memperhatikan triple bottom line yang salah satunya dibuktikan dengan perolehan penghargaan PROPER Emas sebanyak enam kali.
Menurut dia, PT SBI Tbk plant Cilacap sangat terbuka untuk kunjungan publik mulai dari siswa SMA, mahasiswa, atau pemerintah.
"Banyak mahasiswa yang melakukan penelitian tentang hutan di SBI plant Cilacap karena ragam pohon yang ditanam," katanya.
Selain paparan materi, mahasiswa juga diajak mengelilingi area pabrik yang memiliki luas kurang lebih 115 hektare, di mana 60 hektare di antaranya adalah lahan hijau.
Perwakilan PT SBI Tbk, Putut Hardi Suseno menjelaskan dengan lengkap setiap bagian dari pabrik beserta fungsinya. Mulai dari tempat pengolahan refused-derived fuel (RDF), tempat penggilingan bahan baku, silo, penyimpanan clinker, mechanical workshop, gardu kelistrikan, tangki solar industri, dan hutan kota yang mengelilingi pabrik.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan PPTI Wilayah Jawa Tengah sepakati kerja sama
"Untuk proses pembakaran, SBI menggunakan 80 persen batu bara murni dan 20 persen sekam padi dan RDF yang berasal dari sampah warga Cilacap. SBI tidak hanya memproduksi semen, tetapi juga mengekspor clinker. Waktu pendistribusian diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas warga," kata Putut.
Menurut dia, pihak perusahaan juga sangat ketat dalam memilih kertas kemasan semen. Meskipun hanya terdiri dari dua lapis kertas, serat yang digunakan berasal dari pohon empat musim sehingga tidak mudah sobek.
Kunjungan industri ke SBI plant Cilacap telah memberikan pengalaman dan pandangan yang berbeda bagi mahasiswa terhadap pabrik semen.
"Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa untuk dapat menambah pengetahuan, dan memperkenalkan sistem Quality Control yang diterapkan oleh perusahaan. Kunjungan Industri ini diharapkan dapat mendekatkan Universitas Jenderal Soedirman dengan perusahaan," kata Dr. Refius.
Baca juga: Dies Natalis Ke-59 FEB Unsoed diwarnai peluncuran HEM Centre
Baca juga: Peralatan digital berikan keuntungan dalam bisnis
Kunjungan industri tersebut bertujuan agar mahasiswa yang didampingi oleh Ketua Program Studi Magister Manajemen Unsoed Dr. Refius Pradipta Setyanto, S.E, M.Si. dapat belajar langsung dari praktisi dan menggali wacara keilmuan baru berkaitan dengan mata kuliah yang telah dipelajari.
Dalam kesempatan itu, Corporate Communication Regional 2 SBI Deni Nuryandain menjelaskan tentang PT Solusi Bangun Indonesia Tbk dalam perjalanan perusahaan, proses bisnis, quality control, dan sistem distribusi produk.
Ia juga mempaparkan produk-produk unggulan dari SBI seperti Dynamix Serba Guna, Dynamix Masonry, Dynamix Extra Power, dan Mortar Indonesia.
Mahasiswa pun sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan kepada pembicara yan meliputi pelaksanaan K3 di perusahaan, pengambilan bahan baku, teknologi yang digunakan pabrik, edukasi terhadap konsumen, hingga peran perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dioksida.
Baca juga: Pakar hukum: Polri memasuki era baru
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanggapi dengan baik oleh Deni Nuryandain, sehingga mahasiswa mengerti bahwa SBI sangat inovatif dengan tetap memperhatikan triple bottom line yang salah satunya dibuktikan dengan perolehan penghargaan PROPER Emas sebanyak enam kali.
Menurut dia, PT SBI Tbk plant Cilacap sangat terbuka untuk kunjungan publik mulai dari siswa SMA, mahasiswa, atau pemerintah.
"Banyak mahasiswa yang melakukan penelitian tentang hutan di SBI plant Cilacap karena ragam pohon yang ditanam," katanya.
Selain paparan materi, mahasiswa juga diajak mengelilingi area pabrik yang memiliki luas kurang lebih 115 hektare, di mana 60 hektare di antaranya adalah lahan hijau.
Perwakilan PT SBI Tbk, Putut Hardi Suseno menjelaskan dengan lengkap setiap bagian dari pabrik beserta fungsinya. Mulai dari tempat pengolahan refused-derived fuel (RDF), tempat penggilingan bahan baku, silo, penyimpanan clinker, mechanical workshop, gardu kelistrikan, tangki solar industri, dan hutan kota yang mengelilingi pabrik.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan PPTI Wilayah Jawa Tengah sepakati kerja sama
"Untuk proses pembakaran, SBI menggunakan 80 persen batu bara murni dan 20 persen sekam padi dan RDF yang berasal dari sampah warga Cilacap. SBI tidak hanya memproduksi semen, tetapi juga mengekspor clinker. Waktu pendistribusian diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas warga," kata Putut.
Menurut dia, pihak perusahaan juga sangat ketat dalam memilih kertas kemasan semen. Meskipun hanya terdiri dari dua lapis kertas, serat yang digunakan berasal dari pohon empat musim sehingga tidak mudah sobek.
Kunjungan industri ke SBI plant Cilacap telah memberikan pengalaman dan pandangan yang berbeda bagi mahasiswa terhadap pabrik semen.
"Kegiatan ini sangat positif bagi mahasiswa untuk dapat menambah pengetahuan, dan memperkenalkan sistem Quality Control yang diterapkan oleh perusahaan. Kunjungan Industri ini diharapkan dapat mendekatkan Universitas Jenderal Soedirman dengan perusahaan," kata Dr. Refius.
Baca juga: Dies Natalis Ke-59 FEB Unsoed diwarnai peluncuran HEM Centre
Baca juga: Peralatan digital berikan keuntungan dalam bisnis