Semarang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno menyebutkan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jateng 2023 mengantisipasi potensi ketidakpastian global pada tahun depan.
"Bapak Presiden juga menyampaikan, justru kita di tahun 2023 itu tidak baik-baik saja. Inilah mungkin nanti di dalam sosialisasi ini bisa kita menyiapkan diri menghadapi kondisi tahun 2023, harapannya APBD kita juga bisa mengantisipasi kondisi ini," katanya di Semarang, Jateng, Kamis.
Selain mempertimbangkan kondisi ketidakpastian global, Sekda juga mengingatkan sektor-sektor yang masih menjadi program prioritas Pemprov Jateng, dalam penyusunan APBD 2023 seperti percepatan pengurangan tengkes (stunting), pengentasan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami berharap nanti di sosialisasi ini bisa digali segala informasi dan kami berharap ada nanti sinergisitas antara APBD pemerintah kabupaten/ kota dengan provinsi, maupun antara pemerintah kabupaten/kota dapat bersinergi," ujarnya.
Baca juga: Sekda Jateng minta monitoring KPK untuk transparansi APBD
Baca juga: Rancangan perubahan APBD 2022 Jateng Ganjar prioritaskan untuk bansos
Menurut dia, yang terpenting dan menjadi tantangan pihaknya adalah bagaimana membangun dan menyejahterakan warga Jateng secara umum.
Dirinya menyebut krisis pangan saat ini sudah melanda negara-negara di Eropa, dan Indonesia masih bisa bertahan karena mampu memproduksi komoditas pangan di negeri sendiri.
Untuk energi masih menjadi beban berat karena baik minyak maupun elpiji, masih harus impor, meskipun saat ini upaya pengalihan energi yang tengah dilakukan adalah menggunakan gas alam.
"Seperti yang baru dibangun pipa Cirebon-Semarang itu adalah gas alam, yang ini sebetulnya kita Indonesia cadangannya luar biasa. Cuma distribusinya yang belum bisa, tapi ini adalah bagian dari pengalihan energi yang kita harus impor, kemudian menggunakan hasil di dalam negeri sendiri," katanya.(LHP)