Semarang (ANTARA) -
Aplikasi Dagangan menjawab tantangan kesenjangan infrastruktur digital yang belum merata secara geografis demi mempercepat akselerasi ekosistem ekonomi inklusif di masyarakat pedesaan melalui kampanye #DimanapunJadiMudah.
Ryan Manafe selaku CEO and Co-Founder Dagangan menjelaskan bahwa sejak awal berdiri di 2019, model bisnis Dagangan fokus memberikan kemudahan bagi pengguna untuk berbelanja melalui berbagai channel, mulai dari platform Dagangan ataupun dari jaringan reseller dan mitra dengan memanfaatkan digitalisasi serta analisa big data.
"Kami membangun jaringan gudang mikro (hub-and-spoke) di kota-kota tier 3-4 dan wilayah pedesaan untuk memberikan penetrasi paling dalam bagi produsen besar menjangkau desa-desa serta mendekatkan masyarakat di desa tersebut dengan akses kebutuhan sehari-hari sehingga biaya logistik menjadi lebih efisien dengan harga terjangkau," katanya.
Hingga kini, Dagangan telah membangun lebih dari 40 hub untuk menjangkau 17.000 desa di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Berdasarkan laporan terbaru dari AT Kearney, wilayah rural Indonesia berkontribusi 70 persen dari PDB hari ini, dan akan berkontribusi 76 persen dari total PDB dalam lima tahun, namun layanan e-commerce di rural area hanya berkontribusi 9 miliar dolar dengan jumlah penetrasinya kurang dari 1 persen.
Jumlah ini diperkirakan akan tumbuh lima kali lipat menjadi 45 miliar dolar pada tahun 2025 dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas aplikasi Dagangan dalam menjalankan bisnis.
Salah satunya diwujudkan dengan melakukan akselerasi penerapan digitalisasi bagi pelaku UMKM di wilayah rural sehingga dapat memberikan kontribusi bagi angka PDB Indonesia secara keseluruhan.
"Harapan kami, Dagangan dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Begitu juga dengan kampanye #DimanapunJadiMudah agar bisa diterima dengan baik oleh seluruh stakeholders sehingga misi menciptakan ekosistem ekonomi inklusif dapat segera terwujud," ujarnya.
Staf Ahli Menteri Hubungan Antarlembaga Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo juga mengungkapkan bahwa masyarakat di desa, khususnya pelaku UMKM ini betul-betul perlu dikembangkan, diberi pelatihan dan dipantau.
Hal tersebut menjadi arahan Presiden Joko Widodo bahwa UMKM harus dikawal untuk naik kelas.
Program kolaborasi antara pemerintah dan pihak terkait sangat berpotensi besar membawa desa Indonesia dalam meningkatkan pembangunan daerah. Salah satunya seperti kerja sama Kemendes PDTT dengan Dagangan tahun lalu dalam memberikan pelatihan digitalisasi pemasaran produk lokal untuk masyarakat desa.
"Saya sangat mengapresiasi hadirnya Dagangan dan harapannya Kemendes PDTT serta Dagangan bisa terus berkolaborasi dan bergerak bersama dalam mempercepat akselerasi penerapan digitalisasi bagi masyarakat di desa," katanya.
Terkait dengan hal ini, aplikasi Dagangan pun meluncurkan kampanye terbaru #DimanapunJadiMudah untuk memaksimalkan digitalisasi rural commerce sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup, serta menciptakan ekosistem ekonomi inklusif di wilayah rural Indonesia.
"Melalui kampanye ini, kami ingin memperluas dampak dari platform Dagangan kepada lebih banyak lagi pelaku UMKM dan masyarakat di mana saja, tidak terbatas hanya di daerah jangkauan kami sekarang," ujarnya.
Ke depannya aplikasi Dagangan ingin menargetkan 83.000 desa di seluruh pelosok Indonesia akan terjangkau oleh platform Dagangan.
"Selain itu, kami ingin terus mengembangkan setiap fitur dan layanan platform kami dengan pemanfaatan big data yang kami miliki sehingga kami bisa membantu mencari solusi tepat atas masalah yang dihadapi masyarakat di pedesaan," tambah Wilson Yanaprasetya selaku President and Co-Founder Dagangan.
Layanan pembayaran terbaru dari BRI Virtual Account turut diluncurkan seiring dengan kampanye terbaru #DimanapunJadiMudah dengan tujuan untuk menambah performa dari platform Dagangan dalam mempercepat digitalisasi pembayaran bagi masyarakat rural Indonesia.