Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan tetap akan membangun kawasan industri manufaktur di Kabupaten Brebes sebagai salah satu upaya mengurangi angka kemiskinan.
"Sekarang masih berjalan cuma sekarang tidak masuk dalam program atau proyek strategis nasional. Kami mau teruskan itu, tapi itu menjadi proyek swasta saja karena waktu itu tidak terlalu kompetitif dibandingkan yang di Batang," katanya di Semarang, Rabu.
Orang nomor satu di Jateng itu mengungkapkan rencana pembangunan kawasan industri di Kabupaten Brebes tidak lagi menjadi proyek strategis nasional karena kalah kompetitif dengan Kabupaten Batang.
Menurut dia salah satu faktornya adalah banyak makelar tanah yang bermain sehingga harga tanah atau lahan di Kabupaten Brebes melonjak, padahal kebutuhan kawasan industri di wilayah itu sangat diperlukan untuk menyerap tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan.
"Sekarang masih bicara lahan dulu, maka saya minta dorongan kepada pemerintah daerah, khususnya di Brebes. Bisa tidak mencari lokasi tanah yang harganya tidak terlalu tinggi sehingga menarik untuk investor dan akan menyerap banyak tenaga kerja," katanya.
Gubernur menjelaskan bahwa berdasarkan analisis spasial yang dilakukan ditemukan adanya ketimpangan mengenai variabel kemiskinan dan pengangguran.
Wilayah yang menjadi titik pembangunan manufaktur menjadi wilayah dengan kemiskinan rendah, sedangkan di wilayah titik kemiskinan tinggi tidak ada atau minim pembangunan manufaktur misalnya di wilayah Jawa Tengah bagian barat.
"Brebes, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Cilacap itu areanya. Jadi terkonfirmasi maka kami mesti arahkan pembangunan ke sana," katanya.
Oleh karena itu, jika dilihat Kabupaten Jepara dan Kabupaten Grobogan sekarang sedang berlomba menarik investor sebenarnya mengonfirmasi itu sehingga jaraknya tidak terlalu jauh, demikian Ganjar Pranowo.