Boyolali (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah menyebutkan kondisi 15 ekor sapi yang positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo semakin membaik setelah mendapat pengobatan.
"15 ekor sapi yang positif PMK setelah mendapat pengobatan dari Disnakkan kondisi sudah semakin baik dan mereka sudah mau makan," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania di Boyolali, Rabu.
Dia mengatakan sapi yang positif PMK itu telah mendapat pengobatan tahap kedua sehingga saat ini kondisinya membaik dan sudah mau makan. Sapi yang sebelumnya banyak mengeluarkan air liur di mulut karena sariawan tersebut, saat ini sudah semakin berkurang air liur yang dikeluarkan.
"Kami berharap 15 ekor sapi yang kini masih dilakukan isolasi itu, kondisi kesehatannya dapat pulih kembali setelah 14 hari dalam penanganan oleh tim kesehatan hewan Disnakkan," kata Aviany.
Hingga saat ini, pihaknya belum mendapat laporan lagi dari daerah lain di Boyolali terkait dengan dugaan sapi positif PMK.
Ia mengharapkan tidak ada lagi laporan tentang ternak positif PMK di daerah itu.
Baca juga: 15 sapi di Boyolali terjangkit penyakit mulut dan kuku
Kendati demikian, pihaknya mengimbau para peternak sapi jika mengetahui ada gejala klinis PMK atas ternaknya segera lakukan isolasi dan melaporkan dengan cepat kepada petugas Disnakkan setempat.
Selain itu, peternak diimbau untuk sementara waktu tidak melakukan lalu lintas ternak dan menghentikan pembelian ternak dengan harga murah.
Disnakkan Boyolali bersama PMI setempat juga melakukan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar hewan, seperti di Pasar Hewan Jelok Cepogo dan Pasar Hewan Sunggingan.
Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali pada kesempatan sebelumnya menyebutkan 15 ekor sapi milik seorang peternak di Desa Singosari dinyatakan positif PMK. Dari 15 ekor itu, diambil sampel 10 ekor untuk tes laboratorium dengan hasil positif PMK.
Aviany mengatakan secara otomatis lima di antara 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK cepat, yakni antara 90 hingga 100 persen. Sebanyak 15 ekor sapi yang terjangkit PMK itu bergejala sama.
Sebanyak tiga hal dilakukan pihaknya terkait dengan kasus itu, yakni pengobatan terhadap sapi yang terjangkit, melakukan isolasi hewan ternak, dan "biosecurity", antara lain pembersihan kotoran ternak melalui penyemprotan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.
Populasi sapi di Boyolali pada 2022 totalnya 202 ribu ekor, antara lain sapi perah dan sapi potong.
Baca juga: Cegah penyakit mulut dan kuku ternak, Ganjar instruksikan siaga di perbatasan
Baca juga: Pemkot Pekalongan perketat pengawasan peredaran daging