Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dian Purnomo Jati menilai program bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng meningkatkan daya beli masyarakat.
"Respons cepat pemerintah menyalurkan BLT perlu diapresiasi karena dapat meningkatkan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok pedagang kaki lima agar tetap bisa mendapatkan minyak goreng dengan dana tersebut," katanya di Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Dia menjelaskan kenaikan harga minyak goreng dapat berdampak terhadap kelompok masyarakat miskin yang memiliki kemampuan daya beli relatif rendah.
"Program BLT minyak goreng cenderung lebih tepat sasaran karena subsidi diberikan secara langsung kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta kelompok pedagang kaki lima dan nelayan, bukan bersifat subsidi terhadap barangnya," katanya.
Ketua Laboratorium Ekonomi Bisnis Syariah dan Produk Halal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed tersebut menambahkan bahwa ada hal yang perlu diperhatikan terkait program BLT minyak goreng tersebut.
"Salah satunya adalah terkait tingkat akurasi data penerima manfaat BLT minyak goreng tersebut. Diperlukan langkah-langkah sistematis untuk memverifikasi dan memvalidasi data secara berkala," katanya.
Baca juga: Jateng tunggu petunjuk pusat terkait BLT minyak goreng
Selain itu, kata Dian, kendati program BLT minyak goreng diprediksikan mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan minyak goreng, namun tetap diperlukan kebijakan-kebijakan jangka panjang untuk mendukung pembentukan harga minyak goreng yang lebih terjangkau oleh masyarakat.
"Tetap diperlukan kebijakan-kebijakan terkait peningkatan produktivitas CPO dalam jangka panjang untuk mendukung pembentukan harga minyak goreng yang lebih terjangkau," katanya.
Selain itu juga diperlukan kebijakan untuk menjaga stabilitas persediaan minyak goreng di pasaran.
"Dengan demikian diharapkan tidak terjadi lagi antrean masyarakat untuk memperolehnya," katanya.
Dia menambahkan, hal lain yang perlu diwaspadai adalah kedisiplinan dan ketaatan kelompok masyarakat penerima manfaat dalam menggunakan dana BLT.
"Tujuannya agar benar-benar digunakan membeli minyak goreng. Mengingat waktu pemberian BLT minyak goreng adalah bertepatan dengan masa Lebaran dan dibayarkan di muka sekaligus, sehingga membuka potensi pemanfaatan dana BLT untuk digunakan memenuhi kebutuhan lainnya menjelang Idul Fitri," katanya.
Pemerintah akan menyalurkan BLT minyak goreng senilai Rp100.000 per bulan untuk keluarga penerima manfaat (KPM). BLT diberikan untuk periode April, Mei, dan Juni 2022, namun pembayarannya dilakukan sekaligus pada April 2022 yakni sebesar Rp300 ribu.
Baca juga: Penyaluran BLT salah satu solusi atasi masalah minyak goreng
Baca juga: 51.847 warga Kudus dapat subsidi minyak goreng dan bantuan sembako
Berita Terkait
Menangkap peluang pasar dari cabai olahan
Jumat, 29 November 2024 7:56 Wib
Blora Patra Energi catat pendapatan sebesar USD 91.250
Kamis, 28 November 2024 21:50 Wib
Produksi minyak BUMD Blora capai 2.582,71 barel
Jumat, 15 November 2024 11:09 Wib
OP minyak goreng di Temanggung berhasil turunkan harga di pasaran
Jumat, 1 November 2024 14:24 Wib
Dinkopdag Temanggung gelar OP minyak goreng di tiga pasar tradisional
Kamis, 17 Oktober 2024 14:27 Wib
Selamatkan lingkungan, Pertiwi Kilang Cilacap-Mom's Go Green gelar kumpulkan minyak jelantah
Senin, 9 September 2024 19:27 Wib
Mahasiswa UMK latih warga Demak olah limbah minyak goreng
Minggu, 8 September 2024 17:31 Wib
Harga pangan hari ini minyak goreng turun
Minggu, 1 September 2024 9:24 Wib