Desa Tlilir Temanggung luncurkan wisata edukasi kampung mbako
Temanggung (ANTARA) - Petani tembakau di Desa Tlilir, Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, meluncurkan wisata edukasi kampung mbako (tembakau) dengan menyuguhkan sejarah, jenis, dan serba-serbi tembakau di lereng Gunung Sumbing.
Kepala Desa Tlilir Faturohman di Temanggung, Rabu, mengatakan bahwa kampung mbako menjadi salah satu wisata edukasi. Pengunjung bisa mengetahui pengolahan tembakau dan jenis atau varietas tembakau yang selama ini dibudidayakan oleh petani setempat.
"Ini baru pertama di Temanggung, bahkan mungkin di Indonesia," katanya saat menerima peserta One Day Tour Njo Nang Temanggung yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung.
Ia menjelaskan bahwa Desa Tlilir merupakan salah satu sentra penghasil tembakau di Temanggung, bahkan tembakau srintil yang menjadi tembakau kualitas terbaik dunia juga dihasilkan dari petani di Desa Tlilir.
"Temanggung memang kabupaten penghasil tembakau. Namun, tidak semua desa atau daerah menghasilkan tembakau dengan kualitas terbaik. Maka dari itu, wisata edukasi ini kami namai wisata edukasi kampung mbako," katanya.
Ia menuturkan bahwa di kampung edukasi mbako akan ada museum tembakau yang memajang berbagai tembakau asli hasil olahan petani, alat-alat untuk pengolahan tembakau, dan berbagai barang lainnya yang berkaitan dengan tembakau.
Menurut dia, tembakau mempunyai cerita panjang, mulai dari pengolahan, varietas atau jenis, musim, hingga harga jual tembakau di setiap musimnya sehingga proses ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
"Saat tanam ada tradisi khusus, saat pengolahan juga menjadi salah satu objek wisata edukasi karena tidak semua masyarakat mengetahui pengolahan tembakau, apalagi tembakau srintil," katanya.
Ia mengaku gagasan untuk membuat kampung tembakau ini muncul dari petani. Dengan gagasan ini, ke depan diharapkan bisa menjadi salah satu upaya peningkatan kesejahteraan petani.
Ke depan tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Tlilir. Dengan demikian, tembakau tidak hanya dijual ke pabrik, tetapi juga bisa sebagai buah tangan, tentunya dengan harga jual yang lebih baik.
"Kami berusaha mandiri, ke depan masyarakat bisa menikmati proses dan hasilnya," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Saltiyono Atmaji menyambut baik peluncuran wisata edukasi kampung mbako ini karena akan menambah warna objek wisata di Temanggung.
"Kampung mbako ini akan menonjolkan potensi tembakau yang ada di Desa Tlilir karena Tlilir merupakan penghasil tembakau terbaik. Kampung mbako nantinya akan didukung dengan keberadaan museum tembakau," katanya.
Kepala Desa Tlilir Faturohman di Temanggung, Rabu, mengatakan bahwa kampung mbako menjadi salah satu wisata edukasi. Pengunjung bisa mengetahui pengolahan tembakau dan jenis atau varietas tembakau yang selama ini dibudidayakan oleh petani setempat.
"Ini baru pertama di Temanggung, bahkan mungkin di Indonesia," katanya saat menerima peserta One Day Tour Njo Nang Temanggung yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung.
Ia menjelaskan bahwa Desa Tlilir merupakan salah satu sentra penghasil tembakau di Temanggung, bahkan tembakau srintil yang menjadi tembakau kualitas terbaik dunia juga dihasilkan dari petani di Desa Tlilir.
"Temanggung memang kabupaten penghasil tembakau. Namun, tidak semua desa atau daerah menghasilkan tembakau dengan kualitas terbaik. Maka dari itu, wisata edukasi ini kami namai wisata edukasi kampung mbako," katanya.
Ia menuturkan bahwa di kampung edukasi mbako akan ada museum tembakau yang memajang berbagai tembakau asli hasil olahan petani, alat-alat untuk pengolahan tembakau, dan berbagai barang lainnya yang berkaitan dengan tembakau.
Menurut dia, tembakau mempunyai cerita panjang, mulai dari pengolahan, varietas atau jenis, musim, hingga harga jual tembakau di setiap musimnya sehingga proses ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
"Saat tanam ada tradisi khusus, saat pengolahan juga menjadi salah satu objek wisata edukasi karena tidak semua masyarakat mengetahui pengolahan tembakau, apalagi tembakau srintil," katanya.
Ia mengaku gagasan untuk membuat kampung tembakau ini muncul dari petani. Dengan gagasan ini, ke depan diharapkan bisa menjadi salah satu upaya peningkatan kesejahteraan petani.
Ke depan tidak menutup kemungkinan akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Tlilir. Dengan demikian, tembakau tidak hanya dijual ke pabrik, tetapi juga bisa sebagai buah tangan, tentunya dengan harga jual yang lebih baik.
"Kami berusaha mandiri, ke depan masyarakat bisa menikmati proses dan hasilnya," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Saltiyono Atmaji menyambut baik peluncuran wisata edukasi kampung mbako ini karena akan menambah warna objek wisata di Temanggung.
"Kampung mbako ini akan menonjolkan potensi tembakau yang ada di Desa Tlilir karena Tlilir merupakan penghasil tembakau terbaik. Kampung mbako nantinya akan didukung dengan keberadaan museum tembakau," katanya.