Boyolali (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, mendorong petani di wilayahnya menanam padi jenis Inpari yang produktivitasnya rata-rata mencapai 9 ton per hektare.
Para petani di tiga desa yakni Dibal, Gagaksipat, dan Sindon Kecamatan Ngemplak Boyolali kini sedang panen raya padi jenis Inpari untuk meningkatkan produksi dengan total luas lahan 146 ha, kata Kepala Dispertan Boyolali Bambang Jiyanto, di Boyolali, Rabu.
Bambang Jiyanto menjelaskan lahan seluas 146 hektare yang terbagi di tiga desa tersebut mampu menghasilkan gabah kering panen (GKP) sebanyak 9 ton per ha. Khusus Desa Dibal luas panen sebanyak 80 ha. Rata rata sebetulnya 9 ton per ha tetapi sesuai petakan sawah malah mencapai 13 ton per ha.
Keberhasilan panen padi jenis Inpari tersebut ditentukan oleh kekompakan para petani, anggota kelompok tani, dinas terkait dan lembaga legislatif. Sehingga, mampu memenuhi ketersediaan gabah kering panen hingga akhir 2021 mencapai 44.000 ton.
"Kami memprediksi produksi hingga akhir tahun nanti bisa surplus 44.000 ton. Jadi kami Insya Allah stok pangan aman," katanya.
Pihaknya berharap kegiatan pertanian yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Boyolali tersebut bisa diadopsi untuk petani di kecamatan kecamatan lainnya. Menurut dia, petani di Desa Dibal merupakan pelopor petani yang solid, mereka mempunyai semangat yang tinggi dan kompak.
Hal tersebut senada yang dikatakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, yang mendukung penuh upaya Pemkab Boyolali dalam pemenuhan komoditas padi. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Boyolali seluas 16.000 ha agar dapat dipertahankan.
Dia menjelaskan untuk mempertahankan lahan LP2B tersebut mau tidak mau menjadi penyangga untuk pangan nasional. Hal ini, harus dipertahankan. Boyolali memang untuk lahan LP2B itu, harga mati tidak boleh untuk digunakan untuk kegiatan atau sarana lainnya.
Sementara itu, dalam acara panen raya dilakukan secara simbolis oleh para anggota DPRD Kabupaten Boyolali dan Kepala Dispertan Kabupaten Boyolai dengan menggunakan mesin panen padi modern atau yang dikenal dengan "combine harvester".