Pemkab Wonosobo gandeng UI jajaki sekolah pasar modal
Wonosobo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Wonosobo menggandeng Universitas Indonesia (UI) untuk menjajaki kemungkinan dibuka sekolah pasar modal yang nantinya dapat diikuti oleh kalangan ASN maupun masyarakat umum kata Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat.
Afif di Wonosobo, Kamis, mengatakan Program Pendidikan Vokasi UI telah bekerja sama dengan PT Indopremier Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia mendirikan Laboratorium Galeri Investasi Pasar Modal untuk pembelajaran dan praktik manajemen investasi dan pasar modal.
Ia menyampaikan hal tersebut pada forum diskusi secara daring dengan Program Pendidikan Vokasi UI dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Ruang Rapat Pendapa Kabupaten Wonosobo.
Baca juga: Sekolah Vokasi Undip tambah 2 fasilitas "teaching industry"
Bersama jajaran perangkat daerah terkait, Bupati Afif membahas rencana kerja sama antara Wonosobo dan UI di bidang literasi investasi pasar modal. Sejumlah pengurus HIPMI Wonosobo juga hadir dalam diskusi untuk menguatkan kesadaran publik terhadap pentingnya investasi secara sehat.
Ia menyampaikan UI ingin memperluas literasi investasi pasar modal ke wilayah kabupaten/kota, bahkan perdesaan di Indonesia, termasuk salah satunya di Wonosobo ini menjadi yang pertama.
Afif mengaku senang dan berterima kasih karena Wonosobo dipilih sebagai kabupaten pertama yang diberikan tawaran kolaborasi ini.
"Program kolaborasi ini mendukung perwujudan misi tiga RPJMD Kabupaten Wonosobo tahun 2021-2026, yaitu mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul berkarakter religius, berbudaya, kreatif, inovatif," katanya.
Afif menyampaikan Kabupaten Wonosobo memiliki trauma tersendiri dengan adanya sejumlah investasi bodong yang pernah menjerat masyarakat Wonosobo. Melalui ajakan kolaborasi dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia ini, pihaknya meyakini bakal mampu meningkatkan kompetensi masyarakat, khususnya melalui literasi investasi pasar modal.
"Hal ini merupakan peluang yang tidak boleh kami lewatkan, apalagi setelah kondisi perekonomian terpuruk akibat pandemi COVID-19, investasi di pasar modal menjadi salah satu alternatif menarik untuk dicoba masyarakat," katanya.
Kepala Kantor BEI Perwakilan Jakarta Marco Poetra Kawet membenarkan bahwa saat ini Satgas Investasi Indonesia telah merilis data terkait adanya kurang lebih 3.200 investasi bodong yang berkembang di Indonesia.
"Penyebab terjebaknya masyarakat karena minimnya pengetahuan. Di sisi lain, ketika ada tawaran untuk belajar, banyak orang merasa takut, tidak kenal dengan pasar modal atau bahkan merasa pasar modal tidak sesuai dengan rencana usahanya," katanya.
Ketua Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan UI Dede Suryanto mengungkapkan bahwa program Literasi Investasi Pasar Modal untuk Wonosobo bertujuan memberikan edukasi keuangan dan investasi yang aplikatif kepada masyarakat, meningkatkan kecerdasan finansial dalam pengelolaan keuangan keluarga dan sektor UMKM serta meningkatkan inklusi dan literasi investasi pasar modal dan mendorong usaha-usaha masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal.
Baca juga: Kementerian Pendidikan dorong sekolah optimalkan "teaching factory"
Afif di Wonosobo, Kamis, mengatakan Program Pendidikan Vokasi UI telah bekerja sama dengan PT Indopremier Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia mendirikan Laboratorium Galeri Investasi Pasar Modal untuk pembelajaran dan praktik manajemen investasi dan pasar modal.
Ia menyampaikan hal tersebut pada forum diskusi secara daring dengan Program Pendidikan Vokasi UI dan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Ruang Rapat Pendapa Kabupaten Wonosobo.
Baca juga: Sekolah Vokasi Undip tambah 2 fasilitas "teaching industry"
Bersama jajaran perangkat daerah terkait, Bupati Afif membahas rencana kerja sama antara Wonosobo dan UI di bidang literasi investasi pasar modal. Sejumlah pengurus HIPMI Wonosobo juga hadir dalam diskusi untuk menguatkan kesadaran publik terhadap pentingnya investasi secara sehat.
Ia menyampaikan UI ingin memperluas literasi investasi pasar modal ke wilayah kabupaten/kota, bahkan perdesaan di Indonesia, termasuk salah satunya di Wonosobo ini menjadi yang pertama.
Afif mengaku senang dan berterima kasih karena Wonosobo dipilih sebagai kabupaten pertama yang diberikan tawaran kolaborasi ini.
"Program kolaborasi ini mendukung perwujudan misi tiga RPJMD Kabupaten Wonosobo tahun 2021-2026, yaitu mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul berkarakter religius, berbudaya, kreatif, inovatif," katanya.
Afif menyampaikan Kabupaten Wonosobo memiliki trauma tersendiri dengan adanya sejumlah investasi bodong yang pernah menjerat masyarakat Wonosobo. Melalui ajakan kolaborasi dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia ini, pihaknya meyakini bakal mampu meningkatkan kompetensi masyarakat, khususnya melalui literasi investasi pasar modal.
"Hal ini merupakan peluang yang tidak boleh kami lewatkan, apalagi setelah kondisi perekonomian terpuruk akibat pandemi COVID-19, investasi di pasar modal menjadi salah satu alternatif menarik untuk dicoba masyarakat," katanya.
Kepala Kantor BEI Perwakilan Jakarta Marco Poetra Kawet membenarkan bahwa saat ini Satgas Investasi Indonesia telah merilis data terkait adanya kurang lebih 3.200 investasi bodong yang berkembang di Indonesia.
"Penyebab terjebaknya masyarakat karena minimnya pengetahuan. Di sisi lain, ketika ada tawaran untuk belajar, banyak orang merasa takut, tidak kenal dengan pasar modal atau bahkan merasa pasar modal tidak sesuai dengan rencana usahanya," katanya.
Ketua Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan UI Dede Suryanto mengungkapkan bahwa program Literasi Investasi Pasar Modal untuk Wonosobo bertujuan memberikan edukasi keuangan dan investasi yang aplikatif kepada masyarakat, meningkatkan kecerdasan finansial dalam pengelolaan keuangan keluarga dan sektor UMKM serta meningkatkan inklusi dan literasi investasi pasar modal dan mendorong usaha-usaha masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal.
Baca juga: Kementerian Pendidikan dorong sekolah optimalkan "teaching factory"