Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya membutuhkan 2,5 juta vaksin COVID-19 per pekan dari pemerintah pusat untuk mencapai target vaksinasi yang telah ditetapkan.
"Kami optimistis akhir tahun ini selesai karena itu target Presiden, makanya harus dilakukan percepatan, termasuk penambahan vaksin hingga 2,5 juta per pekan," katanya usai memimpin Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 di rumah dinas Bupati Banjarnegara di Banjarnegara, Senin.
Ganjar menjelaskan target vaksinasi di Jateng sebanyak 28 juta orang, namun hingga saat ini tercatat baru sekitar 7,7 juta orang yang sudah divaksin dosis pertama dan 4,5 juta orang vaksin dosis kedua.
Menurut dia, stok vaksin untuk Jateng terus ditambah oleh pemerintah, namun jika dihitung, stok itu masih kurang untuk memenuhi target.
Baca juga: Jateng percepat vaksinasi untuk remaja
Dengan kiriman saat ini yang hanya 1 juta sampai 1,6 juta vaksin per pekan, lanjut Ganjar, target selesai vaksinasi sampai akhir tahun akan sulit tercapai.
"Sudah saya mitigasi, dugaan saya kalau vaksin banyak, kita agak lari kencang di Oktober, November sampai Desember, maka kita siapkan beberapa skenario agar kalau ditambah (stok vaksin), kita bisa lebih enteng," ujarnya.
Ganjar mengungkapkan sejumlah daerah di Jateng siap melakukan percepatan vaksinasi, bahkan hari ini, Pemkab Sragen siap menyuntikkan 13 ribu dosis dalam sehari.
"Kalau ini bisa, sebenarnya saya ingin tunjukkan ke pemerintah pusat, bahwa Insya Allah kita mampu, pemda mampu untuk melakukan percepatan," katanya.
Baca juga: Pakar: Gunakan jenis vaksin sama sebagai "booster"
Kendati demikian, ada beberapa daerah di Jateng yang capaian vaksinasinya masih rendah, salah satunya adalah Kabupaten Brebes.
Kendati demikian, ada beberapa daerah di Jateng yang capaian vaksinasinya masih rendah, salah satunya adalah Kabupaten Brebes.
"Harapan kita percepatan dilakukan karena alokasi ditambah. Saya minta jangan lupa mencatat di aplikasi Pcare dan Smile, karena dari situ capaian di daerah dibaca pusat. Termasuk saya titip untuk memrioritaskan lansia dan mereka-mereka yang risiko tinggi," ujarnya.(LHP)