Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Kavadya Syska mengatakan modernisasi pertanian harus terus dikembangkan guna mendukung peningkatan produktivitas tanaman.
"Pada era pertanian 4.0 seperti sekarang ini, pemerintah perlu terus mendorong pengembangan pertanian modern dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman dan juga efisiensi," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.
Koordinator Program Studi Teknologi Pangan UNU Purwokerto itu mengatakan pengembangan pertanian modern dapat dilakukan melalui pemanfaatan berbagai teknologi.
"Pertanian modern dapat dikembangkan dengan menggunakan teknologi terkini dalam rangka meningkatkan produktivitas, efisiensi hingga efektivitas proses," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pertanian modern juga erat kaitannya dengan keterlibatan penggunaan berbagai mesin, rekayasa genetik, sistem informasi dan lain sebagainya.
Menurut dia, pengembangan tersebut juga dapat mendorong regenerasi pertanian di wilayah setempat serta mendukung target kemandirian pangan.
"Karena itu perlu sosialisasi yang berkesinambungan guna mendorong regenerasi pertanian, terutama sosialisasi kepada generasi muda," katanya.
Ia memastikan sosialisasi yang intensif tersebut akan menarik minat generasi muda untuk terjun langsung dalam sektor pertanian atau agribisnis.
"Selain itu sosialisasi juga akan memberikan gambaran bahwa penggunaan teknologi di sektor pertanian efektif meningkatkan produktivitas tanaman," katanya.
Terkait kemandirian pangan, menurut Kavadya, strategi yang perlu dilakukan adalah dengan cara mengejar percepatan tanam serta mengembangkan kembali lahan rawa melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan-lahan baru.
"Selain itu mendorong diversifikasi pangan melalui pemanfaatan berbagai sumber pangan lokal selain padi, misalnya singkong, sagu, pisang, jagung menjadi produk olahan pangan yang berdaya saing," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa peran teknologi pangan sangat diperlukan untuk modernisasi pangan lokal yang halal, aman dan mudah diakses.