Kudus (ANTARA) - Tradisi pembagian nasi dalam tradisi buka luwur di kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, masih tetap dilakukan dengan mendistribusikannya langsung ke masing-masing kecamatan dengan menyiapkan sebanyak 24.605 nasi buka luwur, sedangkan antrean mendapatkan nasi ditiadakan karena situasi pandemi COVID-19.
"Demi menghindari kerumunan, tradisi buka luwur tahun ini meniadakan antrean untuk mendapatkan nasi buka luwur menyusul masih dalam masa pandemi COVID-19. Gantinya dibagikan langsung ke masyarakat dengan membentuk tim di masing-masing kecamatan," kata Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis di Kudus, Kamis.
Ia menjelaskan nasi buka luwur yang dikenal dengan "nasi uyah asem" itu juga didistribusikan ke sejumlah daerah yang terdapat sumber mata air di sembilan kecamatan.
Baca juga: 27.906 bungkus nasi dibagikan dalam tradisi buka luwur Sunan Kudus
Baca juga: Pemprov Jateng bagikan 1.000 nasi kotak kepada mitra ojek daring
Sebelumnya masing-masing daerah tersebut mengikuti kirab "banyu panguripan" untuk dibagikan kepada masyarakat.
Atas kondisi tersebut, diharapkan pengertian masyarakat Kudus terkait tidak adanya antrean di seputar menara, mengingat masih dalam masa pandemi.
Dari total 24.605 nasi buka luwur yang dibagikan, kata dia, meliputi 17.940 nasi bungkusan untuk masyarakat umum dan nasi buka luwur yang berjumlah 1.467 keranjang diberikan kepada tokoh masyarakat, kiai, pejabat, tamu undangan, pekerja, dan panitia, serta untuk masyarakat yang bersedekah sebanyak 7.050 bungkus.
Total nasi buka luwur yang tahun 2021 ini,diakuinya memang berkurang dari tahun sebelumnya karena tahun 2020 mencapai 25.004 bungkusan.
Alokasi nasi buka luwur untuk masing-masing kecamatan bervariasi, sesuai kebutuhan.
Tradisi buka luwur sendiri diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Kamis (19/8), yang merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem ini disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat, demikian Muhammad Kharis.