Magelang (ANTARA) - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah terus berupaya menangani kasus COVID-19 dengan baik agar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) segera turun dari level 4
"Selain gencar vaksinasi, Pemkot Magelang juga menargetkan tingkat kematian akibat COVID-19 ini hingga nol persen, termasuk berupaya agar dapat menurunkan level pandemi," kata Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz di Magelang, Kamis (12/8).
Sesuai Instruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2021, Kota Magelang masih berada pada PPKM level 4 bersama dengan 16 kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah.
"Kami terus berupaya keras. Tapi, saya harap masyarakat dan juga semua pihak untuk tidak terlena melihat penurunan kasus harian saat ini. Masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan dan patuh terhadap kebijakan PPKM level 4," katanya.
Ia menuturkan ada perkembangan baik terkait dengan tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan di Kota Magelang yang sudah di bawah angka 70 persen. Selain itu, angka kesembuhan juga cenderung meningkat mencapai lebih dari 4.535 orang.
Aziz mengakui angka kematian pasien masih tergolong tinggi di Kota Magelang sehingga masih bertahan di level 4.
"Penduduk di Kota Magelang itu ada 128.000 jiwa, misalnya ada lima orang saja meninggal dalam seminggu karena COVID-19, maka langsung level 4," katanya.
Rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan suatu daerah kabupaten/kota soal situasi COVID-19 di sebuah wilayah terbagi dalam 4 level. Untuk level 4 adalah situasi di mana terdapat lebih dari 150 kasus COVID-19 per 100.000 penduduk, lebih dari 30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100.000 penduduk, dan lebih dari lima kasus meninggal per 100.000 penduduk.
PPKM level 3, artinya kondisi di mana ada 50-150 kasus COVID-19 per 100.000 penduduk, 10-30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100.000 penduduk, dan 2-5 kasus meninggal per 100.000 penduduk di daerah tersebut.
Ia mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan penyebaran COVID-19 selama PPKM level 4 ini, antara lain penyekatan RT/RW, hingga mengoptimalkan penyekatan di jalan raya utama. Penyekatan dinilai mampu mengurangi mobilitas warga.
"Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit Kota Magelang itu adalah penduduk luar Magelang. Posisi kami yang berada di tengah-tengah sehingga perlu dicegah, salah satunya dengan penyekatan," katanya.
Ia berharap, semua pihak untuk menggencarkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengenali tanda-tanda COVID-19 dan langsung melakukan isolasi terpusat.
Menurut dia, antara isolasi mandiri di rumah dengan isolasi terpusat, kesembuhan lebih cepat bagi mereka yang menjalani isolasi terpusat.
"Karena kesehatannya dipantau, asupan gizinya, dapat ekstra 'fooding', sirkulasi udara, dan faktor-faktor lain, yang membuat sembuhnya semakin cepat, dibanding isolasi di rumah," katanya.
Berita Terkait
KPU Semarang: Debat dekatkan pasangan calon dengan masyarakat
Sabtu, 16 November 2024 5:32 Wib
Yoyok-Joko komitmen lestarikan kebudayaan lokal di Kota Semarang
Jumat, 15 November 2024 23:34 Wib
KPU Kota Semarang mulai pengepakan logistik Pilkada 2024
Jumat, 15 November 2024 18:21 Wib
BPBD Kota Semarang pastikan EWS banjir berfungsi baik
Jumat, 15 November 2024 16:50 Wib
Rektor Upgris-Unimus jadi panelis debat terakhir Pilkada Kota Semarang
Jumat, 15 November 2024 16:25 Wib
Tim Pemenangan Yoyok-Joko sebut dukungan terus mengalir
Kamis, 14 November 2024 23:11 Wib
Jelang pilkada, BPBD Kota Semarang waspadai daerah rawan bencana
Kamis, 14 November 2024 21:46 Wib
Legislator minta Pemkot Semarang tingkatkan kesiapan hadapi musim hujan
Kamis, 14 November 2024 21:36 Wib