Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Tenis Wanita (WTA) mengatakan akan menyambut baik dialog dengan petenis nomor dua dunia Naomi Osaka mengenai keputusannya untuk tidak mengikuti konferensi pers pada French Open tahun ini.
Petenis asal Jepang Osaka menyebut isu kesehatan mental dibalik alasannya untuk memutuskan hal tersebut, mengatakan bahwa pertanyaan dari jurnalis seperti "menendang seseorang saat mereka jatuh."
Sementara banyak orang yang mendukung keputusan petenis berusia 23 tahun itu, juara French Open 13 kali Rafa Nadal dan petenis putri nomor satu dunia Ash Barty meyakini bahwa para pemain memiliki tugas untuk berbicara kepada media.
Baca juga: Naomi Osaka tidak akan melakukan konferensi pers di French Open
Keputusan Osaka tersebut mendapat kecaman dari Federasi Tenis Prancis (FFT).
Setelah petenis Amerika Serena Williams, Osaka menempati posisi tertinggi di antara pemain tenis perempuan, dan keputusannya telah membuat WTA berada dalam posisi yang canggung.
"Kesehatan mental adalah yang paling penting bagi WTA dan dalam hal ini, setiap orang," kata organisasi itu, dikutip dari Reuters, Jumat.
"Kami memiliki tim profesional dan sistem pendukung yang menjaga kesehatan mental dan emosional para atlet kami."
"WTA menyambut baik dialog dengan Naomi (dan semua pemain) untuk membahas kemungkinan pendekatan yang dapat membantu mendukung seorang atlet."
Namun, asosiasi menegaskan bahwa pemain juga memiliki tanggung jawab kepada para penggemar dan publik.
"Atlet profesional memiliki tanggung jawab terhadap olahraga mereka dan penggemarnya untuk berbicara kepada media seputar kompetisi mereka, memberikan mereka kesempatan untuk berbagi perspektif dan menceritakan kisah mereka," kata organisasi.
Baca juga: Nishikori, Osaka sepakat bahwa Olimpiade yang aman perlu dibahas lagi
Pensiunan juara F1 Nico Rosberg, mantan petenis Zina Garrison dan pelari Inggris Dina Asher-Smith menyuarakan dukungan mereka kepada Osaka.
Namun, Barty sependapat dengan petenis putra nomor satu dunia Novak Djokovic yang mengatakan bahwa konferensi pers pasca pertandingan, meski tidak menyenangkan, adalah bagian dari pekerjaan.
"Kami tahu bahwa kami mendaftar sebagai pemain tenis profesional," kata Barty, Jumat. "Saya tidak bisa mengomentari perasaan Naomi atau keputusan yang dia buat."
"Kadang-kadang konferensi pers sulit, tentu saja, tapi itu juga bukan sesuatu yang menggangguku. Tentu saja tidak membuatku terjaga di malam hari apa yang aku katakan dan dengar atau apa yang kalian tanyakan padaku."
Sementara, Nadal mengatakan tanpa media, petenis tidak akan menikmati profil yang sama.
"Saya menghormatinya, tentu saja, sebagai atlet dan secara pribadi. Saya menghormati keputusannya," kata Nadal.
Baca juga: Serena kemungkinan gagal samai rekor 24 gelar Slam di Roland Garros
"Kami harus siap menerima pertanyaan dan mencoba menghasilkan jawaban. Tanpa orang-orang yang menulis berita dan prestasi yang kami miliki di seluruh dunia, mungkin kami tidak akan menjadi atlet seperti sekarang ini."
"Saya berpendapat bahwa media adalah bagian yang sangat penting dari olahraga kami."
Juara tunggal Putri French Open 2020, Iga Swiatek menambahkan, "Saya tidak merasa (konferensi pers) sulit. Ini memberi kami kesempatan untuk menjelaskan perspektif kami, jadi saya pikir itu bagus."
Sementara itu, presiden Federasi Tenis Prancis (FFT), Gilles Moretton, menggambarkan tindakan Osaka sebagai "kesalahan fenomenal".
"Yang terjadi, menurut saya, tidak bisa diterima. Kami akan tetap berpegang pada hukum dan aturan untuk sanksi dan denda," ujarnya.
Menurut buku peraturan Grand Slam, pemain dapat didenda hingga 20.000 dolar karena melewatkan konferensi pers, tetapi Osaka mengatakan dia siap menerima sanksi apa pun.
Osaka berharap "sejumlah besar" uang yang dia perkirakan harus dia bayar karena denda atas keputusannya tersebut dapat disumbangkan untuk amal kesehatan mental.
Baca juga: Lapangan utama French Open boleh dihadiri hingga 1.000 penonton