Peningkatan kasus varian baru Corona harus jadi peringatan
Semarang (ANTARA) - Meningkatnya kasus varian baru virus Corona di Tanah Air harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk memperbaiki strategi pencegahan penyebaran COVID-19 yang diterapkan saat ini.
"Terdeteksinya peningkatan kasus varian baru virus Corona ini harus diwaspadai dengan sejumlah perbaikan strategi yang diterapkan saat ini, untuk menghindari terulangnya hal serupa di masa datang," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/5).
Data Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang disampaikan lewat Youtube Pusdalops BNPB, Senin (24/5) menyebutkan bahwa kasus varian korona baru yang termasuk varian of concern (diwaspadai) semakin banyak ditemukan di Indonesia.
Saat ini tercatat 54 kasus, terdiri atas varian Inggris B117, varian Afrika Selatan B1351, dan varian India B1617.1 serta B1617.2.
Berdasarkan catatan itu, jelas Lestari, 54 kasus itu dibawa oleh warga negara asing (WNA) maupun pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari luar negeri.
Rerie, sapaan akrab Lestari berharap para pemangku kepentingan bisa menjadikan fakta tersebut menjadi dasar untuk mengevaluasi sejumlah langkah pencegahan penyebaran COVID-19 yang diterapkan saat ini.
Pemeriksaan di sejumlah pintu masuk bagi pendatang dari luar negeri seperti di bandara, pelabuhan dan kota-kota perbatasan, tegas Rerie, harus segera diperbaiki untuk menekan potensi masuknya virus Corona varian baru lebih luas lagi di Tanah Air.
Apalagi, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, varian baru virus Corona yang ditemukan sebagian besar merupakan virus yang berasal dari India.
Mutasi virus Corona dalam bentuk varian baru berdasarkan catatan Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, ujar Rerie, memiliki kemampuan mutasi yang bisa mempengaruhi kemampuan penularan, kepekaan alat tes, tingkat keparahan gejala, hingga kemampuan virus menghindar dari sistem kekebalan tubuh.
Dengan indikasi virus varian baru berpotensi lebih agresif dalam penularan, menurut Rerie, perlu dipersiapkan langkah antisipasi yang mampu mencegah penularan dengan memperketat kebijakan masuknya pendatang dari luar negeri, mempersiapkan sistem kesehatan yang lebih responsif dan antisipatif, antara lain dengan tetap disiplin melengkapi tenaga kesehatan dengan alat pelindung diri yang memadai.
Rerie berharap, terpaparnya 42 tenaga kesehatan di Cilacap, Jawa Tengah , dengan virus Corona B16172, saat memeriksa ABK kapal Hilam Bulker dari India, pekan lalu, tidak terulang lagi.
Menurut Rerie, peningkatan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman varian baru virus korona harus dilakukan semua pihak, seperti tenaga kesehatan, para pemangku kepentingan dan juga masyarakat dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, sehingga upaya pengendalian CORONA-19 dapat semakin baik lagi.***
"Terdeteksinya peningkatan kasus varian baru virus Corona ini harus diwaspadai dengan sejumlah perbaikan strategi yang diterapkan saat ini, untuk menghindari terulangnya hal serupa di masa datang," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/5).
Data Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan yang disampaikan lewat Youtube Pusdalops BNPB, Senin (24/5) menyebutkan bahwa kasus varian korona baru yang termasuk varian of concern (diwaspadai) semakin banyak ditemukan di Indonesia.
Saat ini tercatat 54 kasus, terdiri atas varian Inggris B117, varian Afrika Selatan B1351, dan varian India B1617.1 serta B1617.2.
Berdasarkan catatan itu, jelas Lestari, 54 kasus itu dibawa oleh warga negara asing (WNA) maupun pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari luar negeri.
Rerie, sapaan akrab Lestari berharap para pemangku kepentingan bisa menjadikan fakta tersebut menjadi dasar untuk mengevaluasi sejumlah langkah pencegahan penyebaran COVID-19 yang diterapkan saat ini.
Pemeriksaan di sejumlah pintu masuk bagi pendatang dari luar negeri seperti di bandara, pelabuhan dan kota-kota perbatasan, tegas Rerie, harus segera diperbaiki untuk menekan potensi masuknya virus Corona varian baru lebih luas lagi di Tanah Air.
Apalagi, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, varian baru virus Corona yang ditemukan sebagian besar merupakan virus yang berasal dari India.
Mutasi virus Corona dalam bentuk varian baru berdasarkan catatan Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, ujar Rerie, memiliki kemampuan mutasi yang bisa mempengaruhi kemampuan penularan, kepekaan alat tes, tingkat keparahan gejala, hingga kemampuan virus menghindar dari sistem kekebalan tubuh.
Dengan indikasi virus varian baru berpotensi lebih agresif dalam penularan, menurut Rerie, perlu dipersiapkan langkah antisipasi yang mampu mencegah penularan dengan memperketat kebijakan masuknya pendatang dari luar negeri, mempersiapkan sistem kesehatan yang lebih responsif dan antisipatif, antara lain dengan tetap disiplin melengkapi tenaga kesehatan dengan alat pelindung diri yang memadai.
Rerie berharap, terpaparnya 42 tenaga kesehatan di Cilacap, Jawa Tengah , dengan virus Corona B16172, saat memeriksa ABK kapal Hilam Bulker dari India, pekan lalu, tidak terulang lagi.
Menurut Rerie, peningkatan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman varian baru virus korona harus dilakukan semua pihak, seperti tenaga kesehatan, para pemangku kepentingan dan juga masyarakat dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, sehingga upaya pengendalian CORONA-19 dapat semakin baik lagi.***