Semarang (ANTARA) - Peningkatan kapasitas testing COVID-19 harus terus dilakukan untuk mendapatkan peta kondisi penyebaran virus Corona yang sebenarnya, agar upaya pengendalian yang dilakukan para pemangku kepentingan tepat sasaran.
"Pasca-Lebaran tahun ini terjadi penambahan kasus positif harian kembali lebih dari 5.000 kasus, seiring dengan penambahan jumlah orang yang diperiksa. Upaya testing yang memadai diharapkan mampu mempercepat proses pengendalian COVID-19 di tanah air," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/5).
Berdasarkan catatan Satgas COVID-19 dalam sepekan terakhir kasus harian positif COVID-19 kembali tembus 5.000 kasus, setelah sebelumnya hanya berada di kisaran 2.000-4.000 kasus per hari. Pada Kamis (20/5), Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan ada 5.797 kasus baru.
Penaikan kasus positif itu juga sejalan dengan bertambahnya kapasitas testing yang signifikan mencapai 55.741 orang yang diperiksa, yang sebelumnya pada periode libur Lebaran lalu, hanya 15 ribu hingga 20 ribuan orang yang diperiksa.
Standar minimal WHO, testing COVID-19 dilakukan terhadap 1/1.000 dari jumlah penduduk per minggu. Dengan standar itu, minimal Indonesia melakukan minimal 267.000 tes per minggu atau 38.100 per hari.
Lestari berharap, upaya peningkatan testing itu bisa dilakukan secara konsisten sehingga penanggulangan COVID-19 di tanah air bisa berjalan dengan kebijakan yang tepat.
Semakin banyak jumlah orang yang diperiksa, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, hasil pemeriksaannya akan menggambarkan kondisi penyebaran virus korona yang mendekati kondisi sesungguhnya.
Sehingga, tambahnya, para pemangku kepentingan dapat menerapkan kebijakan pengendalian COVID-19 yang tepat, untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas lagi.
Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) mencatat sejumlah rumah sakit di berbagai provinsi melaporkan kenaikan kasus COVID-19 pascalibur Lebaran.
Di rumah sakit Aceh dan Sulawesi Barat misalnya, mengalami kenaikan kasus lebih dari 50 persen. Kemudian kenaikan jumlah kasus COVID-19 hingga 25-50 persen terjadi di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, dan Riau.
Melihat tren peningkatan kasus positif COVID-19 itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai, kebijakan pelarangan mudik jelang dan pasca-Lebaran belum mampu menekan pertambahan jumlah kasus di sejumlah daerah.
Pasca-Lebaran ini, Rerie berharap, upaya testing, tracing dan treatments (3T) secara konsisten ditingkatkan di sejumlah daerah.
Upaya pengendalian penyebaran COVID-19 hingga wilayah RT/RW, ujar Rerie, harus diintensifkan agar para pemangku kepentingan mendapatkan gambaran kondisi yang sebenarnya dan bisa diatasi dengan kebijakan yang tepat.***