Boyolali (ANTARA) - Sebanyak 10.735 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Boyolali telah menerima pencairan bantuan dana hibah sebagai modal usaha dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada masa pendemi COVID-19.
Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Dinkopnaker) Kabupaten Boyolali, M. Syawaludin, di Boyolali, Minggu, mengatakan pencairan dana bantuan modal usaha untuk UMKM dari program Kemenkop UMK hingga sekarang prosesnya masih berjalan.
Dinkopnaker Boyolali telah mengusulkan sebanyak 66.035 pelaku usaha yang tersebar di 22 kecamatan, yang memenuhi persyaratan hingga batas pendaftaran pada 30 November 2020.
Namun, dari jumlah pelaku usaha yang diusulkan ke pusat, yang dilaporkan sudah menerima pencarian dana bantuan masing-masing Rp2,4 juta, baru sebanyak 10.735 pelaku usaha atau sekitar 16,3 persen. Dana bantuan itu langsung masuk ke nomor rekening masing-masing pelaku usaha.
"Dana bantuan disalurkan melalui BRI dan BNI. Namun, kami baru mendapat laporan dari BRI ada sebanyak 10.736 pelaku usaha yang sudah menerima dana bantuan program Kemenkop UMK," kata Syawaludin.
Namun, pihaknya belum menerima laporan dari pihak BNI, ada berapa pelaku usaha di Boyolali yang sudah menerima dana bantuan modal usaha itu.
Baca juga: Teten rombak struktur organisasi dan pejabat di Kemenkop
Dinkopnaker sebelumnya membuka pendaftaran bagi pelaku UMKM di Kabupaten Boyolali Jawa Tengah, untuk diusulkan ke Kemenkop UKM menerima bantuan dana sebagai modal usaha karena terdampak pandemi COVID-19.
Selain Dinkopnaker, pelaku UMKM juga dapat mendaftarkan mengikuti program melalui lembaga koperasi, lembaga-lembaga penyalur lainnya, dan pelaku usaha mikro. Pengusulan tersebut ditujukan langsung ke pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UMK.
Menurut dia, bantuan dana hibah modal kerja UMKM di Boyolali masing-masing menerima senilai Rp2,4 juta. Dana bantuan itu, langsung masuk ke nomor rekening masing-masing pelaku usaha.
Pihaknya berharap bantuan melalui program tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat pelaku usaha mikro. Melalui bantuan modal itu, usaha yang dikembangkan masyarakat bisa lebih berkembang, sehinga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Ratih Suci Wulandari (30) salah satu pelaku UMKM "Bandeng Presto Bu Rita" Boyolali mengatakan dirinya merupakan salah satu penerima dana bantuan modal dari Kemenkop UMK senilai Rp2,4 juta. Bantuan modal usaha itu, digunakan untuk mengembangkan usaha produk bandeng makanan olahan khas Boyolali.
"Produk makanan khas Boyolali ini, berdiri sejak 2016 hingga sekarang. Namun, usahanya sangat terdampak pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 menyebabkan daya beli masyarakat menurun dratis, sehingga berdampak pada semua UMKM termasuk usahanya," kata Ratih.
Sehingga, kata Ratih, dirinya ikut mendaftarkan salah satu penerima bantuan dana hibah modal kerja, dan diusulkan oleh Dinkonaker Boyolali ke pusat. Setiap pelaku UMKM untuk Banpres ini, menerima dana senilai Rp2,4 juta.
"Saya berharap pandemi segera berakhir, dan perekonomian di Boyolali kembali bergairah, masyarakat beraktivitas seperti biasa," katanya.
Baca juga: Kemenkop gelar pelatihan usaha guna tumbuhkan ekonomi daerah
Baca juga: Tingkatkan daya saing, Kemenkop dan UKM gagas rumah produksi bersama furnitur