Purwokerto (ANTARA) - Peneliti Senior Laboratorium Teknik Sistem Termal dan Energi Terbarukan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Ropiudin mengingatkan pentingnya akselerasi peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Energi Baru dan Terbarukan (PLT EBT) guna mendukung kemandirian dan ketahanan energi nasional.
"Perlu akselerasi peningkatan kapasitas PLT EBT dengan memastikan komitmen pihak terkait dalam pengembangan tersebut sesuai dengan rencana umum pembangkit tenaga listrik atau RUPTL," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.
Selain itu Ketua Bidang Riset Aliansi Dosen Nahada Jateng-DIY tersebut mengatakan perlu ada upaya agar pada masa yang akan datang dapat terwujud distribusi sistem energi.
"Dengan demikian diharapkan ke depan kita tidak lagi ditentukan oleh pembangkit-pembangkit besar. Jika ada gangguan, maka pasokan listrik masyarakat dalam jumlah besar tidak akan terganggu semuanya. Ini yang disebut small scale atau distributed energy system," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, modernisasi infrastruktur ketenagalistrikan melalui smart grid atau teknologi yang memanfaatkan kemajuan teknologi dan komputasi untuk pengendalian dan pengoperasian sistem tenaga listrik dalam menyalurkan tenaga listrik, menjadi satu hal yang perlu diakselerasi.
Baca juga: Mendorong akselerasi energi terbarukan di bidang pertanian
"Sehingga harapannya tiap rumah auto-switch dengan energi terbarukan yang digunakan bersama dengan listrik PLN," katanya.
Dia menambahkan upaya tersebut akan berdampak positif bagi pengembangan EBT. Menurutnya upaya untuk mengembangkan dan menerapkan EBT masih harus terus dioptimalkan pada tahun-tahun mendatang.
Pasalnya, menurut dia, sepanjang 2020 kemarin pengembangan dan penerapan EBT masih belum banyak mengalami perubahan akibat dampak pandemi COVID-19.
"Hal ini dapat dimaklumi di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang melanda dunia dan termasuk Indonesia. Kebutuhan energi banyak mengalami stagnasi akibat pertumbuhan ekonomi yang cenderung sangat melambat. Dampak ini berimbas juga pada energi terbarukan. Kendati demikian, sejalan dengan tekad dan tren dunia, pertumbuhan energi terbarukan masih positif bila dibandingkan dengan energi fosil," katanya.
Hal tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh berbagai perkembangan yang mengarah pada penggunaan energi bersih dan target zero carbon pada tahun 2050 mendatang, yang sudah menjadi komitmen negara-negara di dunia.
Baca juga: Pakar sebut energi terbarukan efektif bagi pertanian modern
Baca juga: Peneliti: Manfaatkan energi terbarukan untuk dukung produktivitas pertanian
Peneliti mengingatkan pentingnya akselerasi peningkatan kapasitas PLT EBT
...harapannya tiap rumah auto-switch dengan energi terbarukan yang digunakan bersama dengan listrik PLN...