Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Dr. Wisnu Widjanarko mengingatkan agar orang tua menggunakan kalimat yang positif saat berkomunikasi dengan anak guna meningkatkan rasa percaya diri si buah hati.
"Pilihan kalimat yang positif akan menghindari sifat yang agresif atau destruktif, dan ini sangat baik untuk mendukung tumbuh kembang dan karakter seorang anak," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad.
Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman itu menambahkan penggunaan kalimat positif dalam setiap bentuk komunikasi akan membuat seorang anak terbiasa melihat bahwa ada sisi baik dalam kondisi sesulit apapun.
Hal tersebut menurutnya akan dapat memberikan motivasi pada diri seorang anak untuk senantiasa melakukan hal-hal baik dalam dirinya.
Dalam rangka membiasakan penggunaan kalimat positif pada setiap pola komunikasi di tengah keluarga, kata dia, maka orang tua harus pandai menahan diri terutama saat berada dalam kondisi yang kurang nyaman.
"Jangan langsung reaktif ketika dalam kondisi tidak nyaman, karena dalam kondisi demikian peluang untuk berkata negatif akan lebih tinggi," katanya.
Menurut dia, orang tua harus senantiasa meyakini bahwa anak mereka akan selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
"Termasuk juga saat orang tua berkata yang negatif, maka anak akan menirunya. Dengan demikian orang tua perlu mengendalikan emosi untuk tidak bersikap negatif dan berkata-kata negatif, terlebih di depan anak," katanya.
Sifat dasar manusia, kata dia, adalah berkomunikasi dan setiap individu dapat mengelola komunikasi itu dengan cara cerdas, salah satu contohnya dengan tidak memperlihatkan perilaku berkomunikasi yang tidak seharusnya di depan anak.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua, kata dia, adalah membiasakan diri untuk terus beradaptasi dalam setiap kondisi dan selalu mengelola emosi terutama di depan anak.
"Kuncinya adalah adaptasi dan komunikasi, selalu melihat konteks dan memahaminya, sehingga tidak rentan terpicu stres dan terpicu untuk bersikap atau bertindak agresif," katanya.
Sementara itu dia juga kembali mengingatkan bahwa orang tua perlu secara rutin mengajak anak berdialog guna menciptakan komunikasi keluarga yang efektif.
"Orang tua perlu rutin mengajak anak berdialog guna menciptakan komunikasi efektif dan makin mendekatkan hubungan antara ayah, ibu dan anak-anaknya," katanya.
Dia menambahkan pada masa pandemi seperti sekarang ini dialog antara orang tua dan anak perlu makin diintensifkan.
"Orang tua perlu mengapresiasi anak, memahami kegelisahan, ketidaknyamanan dan kerinduan mereka pada kondisi sebelum pandemi. Menyertai mereka dengan saran tanpa terjebak menasihati berlebihan, tapi lebih ke berdialog," katanya.
Dia menambahkan pola komunikasi keluarga yang tepat yang perlu dibangun selama masa pandemi adalah pola komunikasi yang demokratis.
"Yakni, dengan menghadirkan interaksi yang asertif, meluangkan waktu untuk menyimak dan memilih verbal dan non verbal yang mengedepankan solusi," katanya.
Berita Terkait
Semarang jadi tuan rumah Harganas 2024
Jumat, 29 Maret 2024 7:55 Wib
BKKBN aktifkan Ikatan Penulis Keluarga Berencana Jateng
Rabu, 20 Maret 2024 21:15 Wib
Masyarakat perlu sebarkan literasi digital dalam lingkup keluarga
Minggu, 17 Maret 2024 17:31 Wib
Wakil Wali Kota Surakarta: Penanganan stunting dimulai dari keluarga
Senin, 4 Maret 2024 14:13 Wib
BPJS Ketenagakerjaan Temanggung santuni keluarga PPK dan PPS meninggal
Rabu, 28 Februari 2024 14:41 Wib
Keluarga Trah Sultan Hamengkubuwono II berharap presiden terpilih dukung pengembalian aset
Jumat, 16 Februari 2024 20:54 Wib
Ganjar Pranowo dan keluarga dijadwalkan mencoblos di TPS 11
Selasa, 13 Februari 2024 16:34 Wib
Lebih dari 45.000 keluarga di Solo terima bansos CBP
Senin, 5 Februari 2024 16:02 Wib