Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta penerapan protokol kesehatan secara ketat di tempat pengungsian banjir di Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas.
"Memang ini perlu latihan karena kondisi seperti ini berbahaya. Pak Kades saya titip, semua tempat pengungsi dikasih jarak, dibuat kotak-kotak pemisahan antarkeluarga. Kalau seperti inikan bahaya," katanya di Kabupaten Banyumas, Selasa.
Hal tersebut disampaikan dia saat memantau langsung kondisi pengungsi banjir dengan didampingi Bupati Banyumas Achmad Husein.
Baca juga: BPBD Kabupaten Cilacap mulai mendata kerugian akibat banjir
Di tempat pengungsian, ia melihat penerapan protokol kesehatan, khususnya jaga jarak belum dilakukan dengan baik sebab para pengungsi yang masih berada di gedung pertemuan.
Ganjar juga meminta tim kesehatan melakukan pengawasan ketat karena banyak pengungsi berusia lanjut dan balita.
"Tadi saya tanya, ada dua pengungsi sepuh yang punya penyakit hipertensi. Itu harus dikhususkan, harus dipisah," katanya.
Sebelum meninggalkan tempat pengungsian, ia meminta kades dan jajaran BPBD mencari alternatif tempat pengungsian lain untuk dijadikan posko pengungsian, seperti sekolahan yang bisa dipakai untuk menampung pengungsi karena masih libur.
Dengan demikian, lanjut dia, penataan bisa dilakukan dan jumlah pengungsi bisa dikurangi.
"Saya titip Pak Kades, BPBD, PMI menindaklanjuti ini, makanya saya langsung perintahkan hari ini karena ini bahaya," ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar juga mengunjungi desa terisolasi akibat banjir di Dusun Grumbul Nusapule dengan menggunakan perahu.(LHP)
Baca juga: Ganjar: Banjir Kebumen akibat tanggul sengaja dilubangi