Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mencatat warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 45 orang sehingga total menjadi 396 orang.
"Dengan bertambahnya 45 orang terkonfirmasi positif itu maka total di Boyolali ada 396 orang, terdiri 91 orang dirawat di rumah sakit, 17 diisolasi, 267 orang sembuh, dan 21 orang meninggal dunia," Kepala Dinkes Boyolali, dokter Ratri S. Survivalina, di Kantor Dinkes Boyolali Selasa.
Ratri menjelaskan tambahan pasien yang cukup banyak di Boyolali saat ini karena di sekitarnya sudah banyak orang dengan status orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.
Hal terrsebut, kata Ratri, perlu diwaspadai karena dengan banyaknya OTG di sekitar atau lingkungannya maka harus memaksimalkan dan mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun, serta jangan lupa menerapkan perilaku gerakan masyarakat (germas) hidup sehat.
"Penerapakan protokol kesehatan dan perilaku germas ini mendukung sekali untuk pencegahan penularan yang berlebihan dan mempercepat proses penyembuhan dari masing-masing orang," kata Ratri.
Dinkes Boyolali selama pandemi COVID-19 ini, kata Ratri, juga sudah melaksanakan proses screening atau penyaringan yang diwajibkan oleh WHO harus dimaksimalkan karena targetnya setiap 1.000 orang harus satu yang diperiksa screening per minggu. Diharapkan, Boyolali dapat memeriksa 990 sampel per minggu.
"Kami saat ini sudah berupaya mencapai target itu. Total sampel yang sudah diperiksa hingga minggu ke-35 ini, sebanyak 5.385 orang, di mana dari sampel itu, yang hasilnya negatif 4.506 orang dan hasil positif ada 451 orang, serta yang masih menunggu hasilnya sebanyak 428 orang." kata Ratri.
Kendati demikian, masyarakat tidak perlu resah karena anggota Bawaslu yang terkonfirmasi positif mayoritas mereka adalah orang tanpa gejala, namun mereka perlu tetap dilaksanakan prosedur isolasi mandiri. Karena adanya isolasi ini, semakin diketahui lebih cepat akan mengurangi penularan COVID-19 dan juga memperpendek masa proses kesakitan yang dialami oleh warga tersebut.
"Petugas lapangan lainnya harus diperhatikan karena berisiko untuk tertular, dan sekarang sudah teridentifikasi semuanya," kata Ratri.
Yang terkonfirmasi positif kini sudah dilakukan isolasi mandiri, ada juga yang diisolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Boyolali. Klaster Boyolali sebetulnya sudah banyak yang berhenti.
"Kendati demikian, kami sekali lagi mengimbau masyarakat Boyolali untuk tetap waspada tapi tidak perlu panik karena namanya COVID-19 ini, pasti akan menghadapi terus dan harus bersahabat dengan virus dengan cara selalu menjalankan protokol kesehatan," katanya.