Tempat ibadah dan sekolah yang dikunjungi Ganjar adalah Gereja Katedral Semarang dan Masjid Agung Kauman Semarang, serta SMP Negeri 7 Semarang.
Saat berkunjung ke Gereja Katedral, Ganjar melihat belum ada persiapan khusus karena pelaksanaan ibadah di gereja itu dilakukan secara daring selama pandemi COVID-19.
Uskup Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko mengatakan bahwa saat ini pihaknya melaksanakan ibadah secara daring dua kali sehari yakni pada pagi dan sore.
Ia menyebutkan penerapan pembatasan peribadahan sudah ditetapkan sampai 31 Mei 2020, namun karena kondisi belum pasti, pembatasan peribadahan diperpanjang mulai 1 Juni sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Kami perpanjang lagi pembatasan peribadatan sambil menunggu perkembangan. Kami mengikuti kebijakan pemerintah, kalau ada kebijakan baru kami tentu akan mendukung," katanya.
Saat mengunjungi Masjid Agung Kauman Semarang, sudah terlihat adanya persiapan yang dilakukan takmir masjid setempat dengan membuat batas jemaah dengan memberikan tanda silang pada lantai.
Di depan masjid, petugas keamanan juga siap dengan alat pengukur suhu tubuh dan setiap jamaah juga diwajibkan cuci tangan menggunakan sabun atau cairan penyanitasi tangan yang disiapkan di pintu masuk atau tempat wudhu.
"Kami sudah siapkan sejak lama dengan membuat batasan-batasan jemaah. Kalau ada jemaah, kami hanya membuka satu akses masuk dan ke luar dengan pengaturan jarak," ujar Ketua Takmir Masjid Agung Kauman Semarang KH Hanif Ismail.
Baca juga: Ganjar minta masyarakat taati larangan ke Jakarta pascalebaran
Sementara itu, ketika berkunjung ke SMP Negeri 7, Ganjar meminta guru untuk mempersiapkan apabila nantinya sekolah dibuka kembali, meski tidak dalam waktu dekat, namun persiapan harus dihitung matang termasuk cara siswa masuk, pengaturan tempat duduk, dan sebagainya.
"Kota Semarang ini Pak Wali Kota masih memperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM), namun kita harus siap-siap, seandainya grafik (penderita COVID-19) turun, kan tidak bisa seperti membuka pintu air sehingga orang keluar seperti air bah," kata Ganjar.
Penetrasi awal, lanjut dia, harus dilakukan agar masyarakat terbiasa sehingga dirinya berkeliling mengecek mal, perkantoran, bank, sekolah, serta tempat ibadah.
Menurut Ganjar, semua aspek harus diuji coba dulu dan melakukan berbagai persiapan.
"Nanti diuji coba dulu, umpama Shalat Jumat diperbolehkan lagi dengan jamaah dibatasi dan penerapan protokol kesehatan ketat. Termasuk di gereja, atau sekolah sekolah. Uji coba untuk normal baru ini penting dilakukan agar masyarakat tidak kaget. Mereka akan siap dan mengerti dengan kondisi yang harus dilakukan," ujarnya.(LHP)
Baca juga: Ganjar ajak warga melihat ke depan, berdamai dengan COVID-19