Magelang (ANTARA) - Manfaat capaian berbagai pembangunan fisik di Kota Magelang, Jawa Tengah, selama kepemimpinan sembilan tahun terakhir Sigit Widyonidito sebagai wali kota dirasakan masyarakat setempat, kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Joko Soeparno.
"Dari segi fisik ada beberapa capaian strategis yang dirasakan masyarakat selama ini," katanya dalam keterangan tertulis di Magelang, Rabu.
Sejumlah capaian pembangunan fisik yang strategis bagi daerah setempat itu, antara lain pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, keberhasilan Universitas Tidar menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, dan status Gunung Tidar menjadi kebun raya.
Selain itu, katanya dalam "Refleksi 9 Tahun Wali Kota" di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Selasa (25/2), pembangunan kawasan strategis, yakni sentra ekonomi Lembah Tidar, Gelora Sanden, alun-alun, dan Taman Kyai Langgeng.
Baca juga: Akuntabilitas kinerja Pemkot Magelang raih penghargaan
Ia juga menyebut tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang pada 2018 yang Rp67,2 juta per kapita, sedangkan pada 2017 sekitar Rp62 juta. Angka kemiskinan Kota Magelang menunjukkan penurunan 7,46 persen pada 2019.
Ia menyebut Indeks Pembangunan Manusia pada 2018 tercatat 78,31, tingkat pengangguran terbuka 4,43 persen, sedangkan inflasi bisa terkendali pada angka di bawah tiga persen.
Seorang tokoh warga setempat, Es Wibowo yang hadir pada acara itu, menilai pentingnya pimpinan daerah hasil pilkada mendatang melanjutkan capaian pembangunan di bawah kepemimpinan Wali Kota Sigit. Sigit telah dua periode memimpin kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.
"Kinerja positif Pak Sigit bisa dipertahankan dan bisa lebih lagi di masa yang akan datang," katanya.
Ia juga menilai kepemimpinan Sigit memberi kesempatan masyarakat menyampaikan pendapat dan mengungkapkan kebebasan berekspresi.
"Kami diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Yang paling menonjol sangat demokratis. Memberi kesempatan pada masyarakat, diberi tempat seluas-luasnya untuk berekspresi. Berpendapat selama tidak melampaui tata masyarakat,” kata Wibowo yang juga Ketua Peguyuban Gunung Tidar Kota Magelang di Kampung Potrosaran, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara itu.
Ia menyebut kepemimpinan Sigit sebagai merakyat karena sering terjun ke masyarakat untuk mengetahui secara langsung situasi di lapangan.
Tata ruang Kota Magelang yang saat ini terlihat semakin rapi dan nyaman, kata Es Wibowo yang juga penyair itu, tidak lepas dari kebijakan dan kepemimpinan wali kota.
Wali Kota Sigit mengakui masih cukup banyak pekerjaan rumah yang hendak diselesaikan menjelang berakhirnya masa jabatan pada tahun ini.
"Terutama untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat, maupun lainnya," katanya.
Acara "Refleksi 9 Tahun Wali Kota Magelang" dihadiri para pemuka warga, tokoh agama, pengusaha, dan kalangan parpol. Kegiatan serupa sebelumnya pada Senin (17/2) di Gedung Wiworo Wiji Pinilih, Kompleks Kantor Pemkot Magelang dihadiri para pejabat, ASN, dan karyawan pemkot setempat. (hms)
Baca juga: Sosialisasi penyusunan HPS tingkatkan SDM pengadaan barang jasa
Baca juga: Pemkot Magelang dapat tambahan 25 unit rumah khusus